Jakarta -
Pulang Kampung Digital detikcom kali ini mengajak traveler mudik ke Surabaya. Kisah Tanah Jawa akan mengajak jalan-jalan virtual ke tempat bersejarah Surabaya.
Kisah Tanah Jawa yang dipandu oleh Om Hao dan Genta mengajak traveler untuk jalan-jalan secara virtual ke beberapa tempat bersejarah di Surabaya. Lewat acara Pulang Kampung Digital detikcom, Kamis (21/5/2020) Om Hao menceritakan 4 tempat di Surabaya yang ikonik beserta sisi lainnya.
1. Jembatan Merah
Jembatan Merah Surabaya Foto: Budi Sugiharto/detikcom |
Tempat pertama yang dikisahkan oleh Om Hao adalah Jembatan Merah. Menurut cerita Om Hao, Jembatan Merah merupakan bangunan bersejarah di Surabaya yang begitu ikonik. Di sinilah darah para pejuang tumpah demi meraih kemerdekaan Indonesia.
"Jembatan Merah ini ikonik, sudah ada sejak 1742. Di sini terjadi peristiwa heroik, sekaligus sejarah kelam. Ada pertempuran besar antara tentara pejuang melawan sekutu. Disebut Jembatan Merah karena darah pejuang bangsa kita. Selain melambangkan darah, warna merah juga melambangkan keberanian," tutur Om Hao.
Jika dilihat dari sisi metafisika, Jembatan Merah memiliki aura yang positif karena banyak syuhada yang gugur di sini. Berbeda dengan tempat pembantaian yang lain yang berbau anyir, Jembatan Merah menurut Om Hao justru berbau wangi.
"Jembatan Merah auranya beda dengan tempat lain. Kalau tempat pembantaian lain baunya anyir, tapi di sini harum karena ada banyak syuhda yang gugur, ada banyak pahlawan yang berjuang untuk bangsa Indonesia," imbuh Om Hao.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Pintu Air Jagir
Tempat bersejarah kedua di Surabaya yang diceritakan Om Hao adalah Pintu Air Jagir. Pintu air ini bertugas untuk mengatur debit air Sungai Brantas yang mengalir ke Kali Jagir agar Surabaya tidak banjir.
Konstruksinya dimulai tahun 1910, namun pada tahun 1925 terjadi krisis ekonomi sehingg pembangunan pintu air ini belum sempurna. Menurut Om Hao, pintu air ini bisa jauh lebih besar dan megah lagi.
Dari sejak awal dibangun sampai sekarang, pintu air ini belum pernah mengalami renovasi besar, hanya beberapa renovasi kecil. Boleh dibilang masih seperti aslinya.
Itu karena kualitas bahan untuk membuat pintu air ini tergolong bagus di zamannya. Konstruksi pintu air ini juga menggunakan beton bertulang yang saling interlock (mengunci) dengan pondasinya.
Yang menarik adalah Om Hao mengungkapkan sisi tak kasat mata dari Pintu Air Jagir. Menurut Om Hao, pintu air ini dijaga oleh siluman buaya putih yang memiliki tugas khusus.
"Kalau dilihat di dekat pintu air, yang dominan ada siluman buaya putih. Dia ditugaskan Tuan Meneer untuk menjaga kestabilan permukaan air. Dari perlintasan kereta Wonokromo sampai Jagir memang ada kerajaan siluman buaya putih," ungkap Om Hao.
"Itu sebabnya ada banyak kasus pembunuhan atau bunuh diri di sekitar sini, seperti minta tumbal. Bukan rajanya, tapi anak buahnya yang minta tumbal di sini," imbuh Om Hao.
Selain siluman buaya putih, ada juga noni-noni Belanda yang kerap terlihat di sekitar sini. Noni Belanda bernama Emma ini punya kisah tersendiri.
"Ada Noni-noni cantik, pakai gaun putih trus pakai payung warna putih juga. Konon ceritanya, dulu dia punya pacar, orang Belanda juga. Nah pacarnya balik ke Amsterdam, tapi tidak pernah berkirim surat lagi. Dia galau, akhirnya mengakhiri hidupnya di sini," pungkas Om Hao.
3. Benteng Kedung Cowek
Terletak di daerah Kenjeran, dekat dengan Jembatan Suramadu ada Benteng Kedung Cowek yang juga bersejarah. Benteng ini dibangun oleh Belanda. Fungsinya sebagai gudang senjata dan peluru militer, serta untuk mengamati Selat Madura.
Menurut Om Hao, benteng ini memiliki pusaran energi tak kasat mata yang sangat kuat. Puncaknya ada pada hari Jumat pukul 12.00 WIB.
"Ada pusaran energi yang sangat besar, kalau tidak kuat bisa kerasukan atau sakit," tutur Om Hao.
Di tahun 1942, Jepang masuk dan mengambil alih benteng tersebut. Di era pendudukan Jepang, banyak warga pribumi yang dieksekusi penggal kepala di benteng ini. Mereka dieksekusi karena tidak paham instruksi yang diberikan oleh tentara Jepang.
"Salah satu gudang senjata di sini ditunggu dan dijaga oleh siluman ular," pungkas Om Hao.
4. Museum Kesehatan
Tempat terakhir yang dikisahkan Om Hao adalah Museum Kesehatan atau dikenal juga sebagai Museum Santet. Museum ini menyimpan koleksi alat-alat kesehatan medis maupun non medis.
Menurut Om Hao, tempat inilah yang memiliki energi kuat yang sangat besar dan luar biasa. Hampir semua benda koleksi museum ini memiliki cerita.
"Museum ini memiliki koleksi alat-alat medis dan non medis. Hampir semua benda original. Energinya kuat, luar biasa. Secara getaran energi menceritakan dia siapa, tujuannya apa. Bendanya yang cerita," kata Om Hao.
Om Hao kemudian menunjukkan salah satu koleksi museum, yaitu sebuah kursi roda lama. Ternyata, sang penunggu kursi roda masih ada di sana dan sedang melihat ke arah traveler.
Museum Santet Surabaya Foto: (Dhian Zhafarina Cahyo Asmoro/d'Traveler) |
"Masih ada. Ibu-ibu usia 30 tahunan, sedang menggendong bayi dengan melihat ke arah kita. Seperti ibu yang habis melahirkan wafat setelah melahirkan anaknya. Wafatnya barengan. Bayinya seperti biru kehabisan oksigen karena terlilit tali pusar. Dua-duanya wafat di situ. Sebelum bersalin, dia duduk di kursi roda itu. Dia melihat ke arah kita seperti minta doa," lanjut Om Hao.
Om Hao pun menyampaikan sebuah pesan penutup. Bahwa sebenarnya dunia gaib itu ada dan berdampingan dengan makhluk yang kasat mata.
"Sebenernya dimanapun itu kita berdampingan dengan dunia gaib. Mereka tidak nampak, tapi bisa kita rasakan. Kita bisa rasakan peristiwa di masa lalu yang tidak tercatat di sumber manapun. Kalau saya lebih ke arah sejarah, merekam peristiwa yang terjadi dan bisa diputar ulang lagi energinya," tutup Om Hao.
Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol