Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berada di lembah yang membuatnya tenang dan jauh dari keramaian kota.
Yang membuat desa ini unik adalah kebijakan kampung yang menolak meodernisasi. Mereka semua hidup apa adanya tanpa listrik dan barang-barang elektronik.
Rumah-rumah penduduk berjajar rapih dan masih tradisional. Bentuk rumahnya masih panggung yang terbuat dari bambu dan kayu.
![]() |
Atap rumah haruslah dibuat dari daun nipah, ijuk atau alang-alang. Untuk lantai biasanya dari bambu atau papan kayu. Selain itu, rumah harus menghadap ke utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang ke arah barat atau timur.
Dinding rumah warga terbuat dari anyaman bambu dengan anyaman sasag. Seluruh bagian rumah haruslah alami tanpa cat, namun masih boleh dikapur atau dimeni.
Ya, Kampung Naga sangat mempertahankan kearifan lokal dan budaya leluhur yang sudah mengalir sejak dulu. Bahkan penduduk Kampung Naga dianggap sebagai salah satu leluhur asli sunda.
Meski begitu, seluruh warga desa menganut agama islam. Ada sekitar 113 rumah di Kampung Naga termasuk bale dan masjid.
![]() |
Walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, namun penduduk Kampung Naga senantiasa taat menjalankan adat istiadat warisan nenek moyang atau karuhun mereka. Mereka beranggapan segala sesuatu yang datangnya bukan dari karuhun adalah tabu dan melanggar adat.
Menurut versi sejarah lisan, yang diceritakan melewati beberapa generasi, Kampung Naga berawal sejak masa Walisongo. Salah satu dari Walisongo yaitu Sunan Gunung Jati, menugaskan seorang abdinya yang bernama Singaparana untuk menyebarkan agama islam ke sebelah Barat Singaparana. Ia akhirnya sampai ke daerah Neglasari yang terletak di tepi sungai di kaki sebuah bukit.
Di tempat tersebut sang abdi bersemedi dan mendapat petunjuk untuk mendiami satu tempat yang sekarang disebut Kampung Naga. Nama Kampung Naga sendiri diberikan karena lokasi kampung mereka terletak di pinggir sungai, dalam bahasa Sunda Nagawir atau di sisi gawir.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour