Sebagai kota metropolitan, Jakarta punya sejarah panjang yang menarik disimak. Perjalanannya bisa dilihat dari patung dan monumen yang ada.
Dalam waktu dekat Jakarta akan kembali berulang tahun pada 22 Juni mendatang. Tapi, apakah traveler mengenal Jakarta dan segala sudutnya?
Salah satu cara paling sederhana untuk mengenalnya adalah dengan lewat patung dan monumen yang tersebar di Jakarta. Bukan tanpa alasan, tiap patung dan monumen yang ada di Jakarta mewakili cerita dan sejarah perjalanan Jakarta selama ratusan tahun sejak merdeka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom pun berkesempatan untuk melihat dan mengenal lebih jauh Jakarta lewat tur virtual patung & monumen di Jakarta yang diselenggarakan oleh Jakarta Good Guide (JGG) pada akhir pekan lalu.
Dipandu oleh pemandu berlisensi dari JGG, Kartika Desma, setidaknya ada 8 patung yang berdiri di Jakarta dengan sejarah panjangnya. Dirangkum detikcom, berikut bagian pertama:
1. Patung Hermes
Bagi traveler penggemar tas branded bermerek Hermes, mungkin sudah tak asing dengan patung yang namanya diambil dari mitologi Yunani ini. Di Jakarta, Patung Hermes yang identik dengan Museum Sejarah Jakarta ini sudah ada dari tahun 1920 silam.
"1920 patung ini dibeli orang Belanda, orang Jerman dapat kewarganegaraan Belanda mempunyai bisnis semacam buka toko koleksi. Ini salah satunya, dia beli 1920 dan dia bawa ke Batavia," kata Kartika.
![]() |
Hanya sebelum dipindahkan ke Kota Tua, patung ini ternyata lebih dulu berdiri di kawasan simpang Harmoni. Ada alasan kenapa patung itu dipindahkan dari lokasi aslinya.
"Patung itu sebenarnya ada di Harmoni. Pernah ada pencurian dan pencurinya itu tergolong rapi, berhasil mencuri tongkat itu dengan sangat mulus," ujar Kartika.
Dengan alasan itu, akhirnya Patung Hermes pun dipindahkan dari lokasi aslinya demi keamanan. Adapun dalam perjalanannya, tongkat di patung itu pernah dicuri sebanyak dua kali. Adapun dapat juga ditemui patung Hermes di Harmoni yang merupakan replika dari patung aslinya.
2. Patung Tugu Pahlawan
Traveler yang sering lewat kawasan Tugu Tani di Jakarta Pusat tentu sudah tak asing dengan Patung Tugu Pahlawan atau yang akrab disapa Patung Tugu Tani. Ya, patung ini berdiri di tengah bundaran kawasan Tugu Tani.
Dibangun di zaman Presiden Sukarno, patung ini menjadi yang pertama diinisiasi oleh sang Bapak Proklamator. Dibangun tahun 1963, patung itu menjadi penanda akan lawatan Sukarno ke Rusia.
![]() |
Awalnya, Sukarno terpesona akan sejumlah patung yang banyak ditemui di Rusia. Di momen yang sama, ia juga berjumpa dengan perupa Rusia yang akhirnya diminta tolong untuk membuat patung tersebut.
"Matvey Manizer, ketemu Soekarno. Sudah 60-an, beliau vakum lalu diundang ke Indonesia buat bikin patung. Dibuat di Rusia, diantar via laut," Kartika mengisahkan.
Menariknya, sosok patung tersebut dibuat oleh Matvey sesuai dengan budaya Indonesia. Matvey melihat, kalau sosok petani adalah ciri khas bangsa Indonesia kala itu.
"Folklore orang Indonesia yang merantau untuk berperang. Dominannya petani yang dilepas sama ibunya. Jadi, kayak dia mau mengembara," kata Kartika.
Lebih lanjut, patung tersebut diprakarsai Sukarno sebagai penghargaan dan pengingat akan jasa para pahlawan. Namun, latar belakang Rusia hingga sosok petani juga sempat membuat patung itu disebut sarat nuansa Komunis. Padahal, bukan seperti itu.
Berdiri di kawasan Pancoran, tak sedikit traveler yang kerap salah menyebut nama Patung Dirgantara. Padahal, patung yang jadi warisan terakhir Sukarno itu dibuat untuk memajukan kedirgantaraan Indonesia.
"Dibangun tahun 1964, tujuannya sebagai lambang kebesaran dan kemegahan kedirgantaraan Indonesia," ujar Kartika.
![]() |
Dijelaskan, patung itu terinspirasi dari astronot pertama Rusia, Yuri Gagarin, dan sosok Gatotkaca. Mimpinya, Sukarno berharap kalau patung itu bisa memotivasi bangsa. Tentunya juga untuk mengenang jasa para pahlawan.
"Yang perlu dibanggakan adalah keberanian pahlawannya. Kita buat patung menjulang tinggi yang mau terbang," kata Kartika menirukan kalimat Sukarno.
Sayang, Sukarno gugur lebih dulu sebelum sempat melihat patung itu selesai dibangun. Namun, akhirnya patung itu tetap selesai di tangan sang perupa, Edhi Sunarso.
4. Patung Pemuda Membangun
Traveler yang sering hilir mudik di kawasan Senayan tentu sudah tak asing dengan Patung Pemuda Membangun. Sejarahnya, patung yang berdiri gagah dan memegang api ini dibuat untuk memperingati Sumpah Pemuda.
"Dibangun 1971 Juni, Juli selesai 1972. Rencananya mau selesai pas Sumpah Pemuda 28 Oktober di tahun yang sama," ujar Kartika.
![]() |
Menariknya, pembangunan patung tersebut disponsori oleh Pertamina yang sedang jaya saat itu. Malah, sosok sang Dirut kala itu disebut jadi modelnya.
"Patung ini merupakan sumbangan dari Pertamina. Dirut yang waktu itu menjabat juga ikut turun memantau patung itu. Ibnu Sutowo, katanya dia mertua Dian Sastro," ujar Kartika.
Lebih lanjut, api yang ada di atas patung itu menjadi pralambang dari Pertamina sebagai perusahaan minyak negara sekaligus semangat pemuda-pemudi. Jadi tak heran kalau patung itu dibuat sangat gagah.
Simak Video "Video: Patung Vokalis Motorhead Lemmy Kilmister Diresmikan di Burslem"
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum