Traveler Diajak Wisata Jabar Lewat Virtual

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Traveler Diajak Wisata Jabar Lewat Virtual

Siti Fatimah - detikTravel
Sabtu, 18 Jul 2020 19:18 WIB
Wisatawan di Sukabumi diingatkan menerapkan protokol kesehatan
Ilustrasi wisata Jabar (Syahdan Alamsyah/detikTravel)
Jakarta -

Wisata Jabar (Jawa Barat) mati kutu saat pandemi virus Corona, tapi kebutuhan masyarakat akan hiburan tak turut padam. Dinas Pariwisata Jabar pun membuat wisata virtual untuk traveler.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik, menyambut baik kebiasaan baru, virtual event atau wisata vistual, yang bisa dilakukan oleh para pengusaha. Dia mengatakan virtual event bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan di tengah masa adaptasi kebiasaan baru.

"Para pemilik tempat wisata harus survive. Saya apresiasi virtual event ini untuk daya tarik wisata di masa pandemi. Dengan begitu, kreatifitas masyarakat akan semakin berkemvang dan membangkitkan kepariwisataan dengan spirit yang baru," kata Dedi dalam acara yang digelar Trans Studio Bandung bersama Satu Komunika melalui aplikasi zoom meeting, Sabtu (18/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dispar Jabar mencatat ada sekitar 2.766 usaha wisata Jabar yang berhenti di masa pandemi Corona. Imbasnya, sebanyak 49 ribu pekerja terdampak.

"Karena pelaku usaha terdampak, orang-orang didalamnya juga terdampak," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Berbagai pihak mulai menyuarakan solusi pariwisata melalui virtual event. Sama halnya yang disampaikan Founder Satoe Komunika Heni Smith yang bergerak di bidang Event Organizer (EO).

Dia mengatakan, virtual event merupakan salah satu kegiatan yang menjanjikan jika ditunjang dengan konsep acara dan tempat yang menarik.

"Menurut saya sangat menjanjikan, tidak perlu juga datang ke tempat bahkan bisa meluas disaksikan di berbagai daerah sehingga acaranya tidak terbatas. Jadi di masa pandemi ini kita ambil hikmahnya, tidak perlu cari lokasi, biaya lebih murah, dan sangat bisa menjadi lahan bisnis baru tanpa merusak protokol kesehatan COVID-19," kata Heni dalam selingan acara virtual talkshow tersebut.

COO Trans Studi Bandung Claudia Inkiriwang mengatakan TSB menjadi salah satu tempat yang menyediakan untuk virtual event. Dia menyebut, kunci dari sukses dan tidaknya VE dilihat dari kreativitas.

Dia juga mengatakan, VE menjadi sebuah trend bisnis yang baru dan sangat tinggi kesuksesannya dilihat dari efisiensi dan setiap perangkat dalam sebuah acara dapat dibuat lebih ringkas. Namun, dalam segi promosi harus membutuhkan usaha yang lebih keras.

"Efisiensi dari melakukan EV ini cukup bagus, jadi tidak perlu mendatangkan peserta, akomodasi lebih murah, kreatifitas tanpa batas. EV akan membuat promosi yang luar biasa juga dalam digital marketing dan aktivasi yang lain," dia menjelaskan.

Beberapa peran dalam membuat dan merancang acara, kata dia, biasanya akan diambil alih oleh industri kreatif. Disini, lanjutnya, dapat mengembalikan pekerja industri kreatif yang sebelumnya terkena dampak COVID-19.

"Kadang-kadang perusahaan akan menggunakan industri kreatif uang membuat konsep dan kegiatan yang menarik. Kemudian, pemilihan tempat, platform, internet, nah ini yang punya peran yang besar. Paling baik adalah berkolaborasi, TSB sendiri menggunakan kolaborasi tersebut dengan berbagai pihak," kata Claudia.

Di masa adaptasi kebiasaan baru COVID-19, setiap orang dituntut untuk mempercepat penggunaan berbagai aspek menjadi daring. Solusi yang bisa dilakukan adalah beradptasi dan terbiasa dengan pola hidup yang baru.

"Audiensi wisata Jabar untuk wisata virtual itu kebanyakan millenial dan mereka sudah biasa menggunakan virtual dan cepat atau lambat kita akan memasuki realitas tersebut," kata dia.




(fem/fem)

Hide Ads