Rekomendasi Tempat Belanja Oleh-oleh di Batu

Setiap berkunjung ke suatu kota, tidak lengkap tentunya jika tidak membeli makanan atau cemilan khasnya. Seperti kota Batu, sebagai penghasil terbesar apel Malang, memiliki aneka olahan apel yang harus dicoba, seperti keripik apel, sari apel, dan masih banyak lagi.

Selain itu ada juga berbagai jenis keripik yang tak kalah lezat, seperti aneka macam keripik buah dan juga keripik tempe. Salah satu toko oleh-oleh yang lengkap dan menyediakan aneka macam souvenir dan cemilan khas Batu adalah Brawijaya Istana Oleh-oleh.

Selayaknya toko oleh-oleh pada umumnya, sesaat sebelum masuk pengunjung akan ditempeli stiker di baju. Konon ini adalah identifikasi untuk tamu yang dibawa oleh driver rental, dan driver akan mendapat komisi dari besarnya nilai belanja tamu yang dibawa.

Bagi traveler yang belum sempat membeli apel Malang, di toko ini juga tersedia, walaupun harganya relatif lebih mahal jika dibandingkan apel yang dijual langsung di kawasan agrowisata. Selain pusat oleh-oleh, toko ini juga memiliki area food court yang cukup lengkap, serta fasilitas musholla dan toiletnya pun bisa dibilang bersih dan luas.

Tidak perlu khawatir jika terlalu banyak berbelanja dan susah membawa belanjaan, sebab di toko ini menyediakan layanan pengemasan dalam kardus, sehingga memudahkan saat di bawa ke bagasi atau kabin bagi pengunjung yang menggunakan pesawat.

Jika penasaran, datang saja langsung toko oleh-oleh khas Batu, Brawijaya yang berlokasi di Jln. Diponegoro No 86, Kota Batu, Jawa Timur. Toko ini buka sejak jam 07.00 pagi sampai jam 21.00 malam.

***

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Nfadils, dan sudah tayang di d'Travelers Stories.

Traveler yang hobi berbagi cerita perjalanan, yuk kirim artikel, foto atau snapshot kepada detikTravel di d'Travelers. Link-nya di sini.

---

Rayakan kemerdekaan, tonton tayangan livestreaming Semangat Satu Indonesia di detik.com/semangatsatuindonesia

Video: Ide Oleh-oleh dari Yogyakarta yang Anti Mainstream

Video: Ide Oleh-oleh dari Yogyakarta yang Anti Mainstream