Umat Islam baru saja merayakan Tahun Baru Islam 1442 H yang jatuh pada 1 Muharam atau Kamis (20/8/2020). Tradisi Tahun Baru Islam pada 1 Muharam dikenal juga di masyarakat Jawa dengan nama 1 Suro.
Dalam arsip berita detikcom dikatakan, tradisi 1 Suro berawal pada masa pemerintahan Sultan Agung 1613-1645. Saat itu, pemimpin kerajaan Mataram Islam tersebut tengah mencari cara memadukan penanggalan Hijriah dan Tahun Saka.
Sultan Agung berharap penggabungan kalender bisa mencegah perpecahan antara kaum kejawen dan yang mengikuti ketentuan Islam. Suro berasal dari kata 'asyura' dalam bahasa Arab, yang artinya adalah sepuluh, terkait dengan Hari Asyura pada 10 Muharam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai tradisi masyarakat memperingati 1 Suro yang identik dengan pengalaman sakral. Tradisi ini diikuti seluruh masyarakat yang berharap memiliki kehidupan lebih baik di tahun yang akan datang.
Berikut tradisi 1 Suro di Indonesia:
1. Kirab Pusaka di Keraton Kasunanan Surakarta
Tradisi 1 Suro berikutnya adalah kirab pusaka diikuti kerbau Kiai Slamet yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta. Warga biasanya sangat antusias mengikuti tradisi ini hingga tak segan berdesak-desakan.
Di masa pandemi, menonton hingga berdesak-desakan bisa meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19. Karena itu, pihak keraton meniadakan tradisi kirab pusaka tapi tetap menggelar upacara adat yang digelar terbatas.
2. Sedekah di Gunung Merapi
Warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, punya tradisi Sedekah Gunung Merapi tiap 1 Suro. Tradisi dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung yang biasanya diikuti banyak orang.
Tahun ini tradisi ditiadakan untuk mencegah penularan dan peningkatan kasus COVID-19 di masyarakat. Menurut Kepala Desa Lencoh, Sutar, tradisi 1 Suro tahun ini digelar sederhana dengan membuat sego gunung di rumah masing-masing warga.
3. Ritual Malam di Gunung Lawu
Masyarakat sekitar Gunung Lawu memiliki tradisi sendiri yang dilakukan pada malam 1 Suro. Tradisi dilakukan dengan mendaki Gunung Lawu lewat berbagai jalur yang tersedia.
Namun tradisi ini untuk sementara tidak bisa dilakukan untuk mencegah infeksi dan peningkatan COVID-19. Jalur pendakian kembali dibuka pada pagi hari selepas malam 1 Suro untuk mencegah kerumunan.
4. Berziarah di Gunung Tidar
Kebun Raya Gunung Tidar lekat dengan kebiasaan masyarakat di sekitar lokasi wisata tersebut tiap malam 1 Suro. Masyarakat biasanya mendaki gunung tersebut dan berziarah di makam Syekh Subakir, Kiai Sepanjang, dan Kiai Semar yang dulu ikut menyebarkan agama Islam.
Namun tradisi tersebut tak bisa dilaksanakan karena adanya pandemi Corona. Pihak pengelola menutup jalur pendakian di malam 1 Suro demi mencegah kerumunan dan risiko infeksi COVID-19.
(row/erd)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia