Keraton Kasepuhan masih menyimpan sejarah dan budaya kota Cirebon. Memiliki luas 25 hektar, terdapat lima bangunan unik berada di bagian depan Keraton
Sejumlah lima bangunan tanpa dinding berada di dalam komplek Siti Inggil yang memiliki arti tanah yang ditinggikan. Didirikan pada tahun 1529 masa pemerintahan Syeikh Syarif Hidayatullah, Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek zaman Majapahit.
![]() |
Bangunan pertama bernama Mande Malang Semirang yang merupakan tempat duduk Sultan dan keluarga. Uniknya, bangunan ini memiliki arsitektur hindu dengan nilai filosofi islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah tiang di tengahnya ada 6 tiang disimbolkan dari rukun iman," kata Kepala Bagian Pemandu Keraton Kasepuhan Cirebon, Raden Muhammad Hafid Permadi.
![]() |
"Sekelilingnya ada 14 tiang, bila digabungkan bangunan di sini ada 20 tiang diambil dari sifat Allah yang 20, wajib kira pelajari kita pahami," tambah Hafid.
Di sebelah timur, ada bangunan bernama Mande Semar Tinandu. Memiliki dua tiang yang berarti dua kalimat syahadat, konon, Mande Semar Tinandu merupakan tempat duduk penghulu keraton dan kepala kaum masjid.
"Tempat duduk penasehat duduk di sebelah timurnya namanya Mande Semar Tinandu jumlah tiangnya dua sebagai simbol dua kalimat syahadat, tempat duduknya mufti," kata Hafid.
![]() |
Selanjutnya, ada Mande Pandawa Lima. Sesuai namanya, bangunan ini memiliki lima tiang sebagai simbol rukun Islam. Mande Pandawa Lima merupakan tempat duduk para pengawal sultan.
Ada pula bangunan yang memiliki delapan tiang bernama Mande Pengiring. Ada empat tiang di tengah dan empat tiang di pojok. Bangunan ini menjadi tempat duduk para pengiring Sultan, para hakim dan jaksa apabila ada persidangan atau pengadilan.
"Jumlah tiang-tiangnya ada empat dari empat penjuru mata angin. Di luarnya ada 4 lagi sebagai simbol di alam semesta ini ada penggabungan dari empat unsur api, angin, air dan tanah," tambah Hafid.
Bangunan kelima yaitu, Mande Karasemen yang menjadi tempat perangkat gamelan atau kesenian. Biasanya, pada Idul Fitri atau Idul Adha di dalam pementasan gamelan.
![]() |
"Sebelah baratnya, Mande Karasmen, tempat dipentaskannya gamelan sekaten setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha," tambah Hafid.
Itu dia lima bangunan Siti Inggil yang ada di Keraton Kasepuhan traveler. Di sini kamu bisa mengulik sejarah dengan cara yang menyenangkan.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!