Mengintip Peternakan Sapi Gundaling Farmstead Berastagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Peternakan Sapi Gundaling Farmstead Berastagi

Fatma Puspita Sari - detikTravel
Rabu, 16 Sep 2020 23:43 WIB
Gundaling Farmstead. Agrowisata terpadu dengan konsep farm to table menyajikan menu khas Karo dan menu internasional dengan bahan baku dari peternakan yang langsung disajikan segar di restoran yang berlokasi tidak jauh dari peternakan
Gundaling Farmstead (Foto: Fatma Puspita Sari)
Berastagi -

Gudang Beras adalah arti nama kota Berastagi. Penamaan yang sesuai karena kota terbesar kedua di Tanah Karo ini sangat subur. Berastagi telah lama menjadi lumbung sayur dan buah serta menjadi salah satu destinasi wisata popular di Sumatera Utara.

Berada di sisi utara Danau Toba, dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, Berastagi terasa sejuk. Tak heran bila warga Medan kerap mengunjungi destinasi ini pada akhir pekan. Berastagi yang berjarak hanya sekitar 60 KM dari Medan ini diapit dua gunung berapi aktif Sinabung dan Sibayak.

Destinasi wisata Berastagi bervariasi. Dari wisata sejarah rumah pengasingan Bung Karno, wisata alam taman hutan raya, air terjun sikulikap, Bukit Kubu, pemandian air panas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semenjak Geopark Kaldera Toba telah resmi menjadi salah satu Unesco Global Geopark, kunjungan wisatawan terus meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan amenities pendukung pariwisata seperti keberadaan hotel dan restoran. Saat ini, pertanian dan peternakan menjadi pendukung pariwisata yang kian berkembang.

Salah satu destinasi pendukung baru itu adalah agrowisata terpadu peternakan-pertanian-restoran di Berastagi, Gundaling Farmstead. Agrowisata terpadu dengan konsep farm to table menyajikan menu khas Karo dan menu internasional dengan bahan baku dari peternakan yang langsung disajikan segar di restoran yang berlokasi tidak jauh dari peternakan. Saat makan, pengunjung dimanjakan dengan pemandangan sapi-sapi jenis Freisian Holstein (FH) sapi perah dengan warna hitam putih sedang merumput di ladang umbarannya.

ADVERTISEMENT
Gundaling Farmstead. Agrowisata terpadu dengan konsep farm to table menyajikan menu khas Karo dan menu internasional dengan bahan baku dari peternakan yang langsung disajikan segar di restoran yang berlokasi tidak jauh dari peternakanSapi Gundaling Farmstead Foto: Fatma Puspita Sari

Gundaling Farmstead memiliki visi zero waste business yang memaksimalkan aspek dari hulu ke hilir untuk menunjang perekonomian perusahaan dan sosial. Menurut salah satu pemilik Gundaling Farmstead, Andreas Lee, pihaknya terus berinovasi dengan produk turunan susu, dan untuk saat ini dengan adanya restoran yang berkonsep Farm to Table, seluruh produk turunan dari susu dan pertanian dimaksimalkan menjadi makanan yang sehat dan segar, langsung dari perkebunan dan peternakan.

Konsep bisnis 'Zero Waste dan Go Green' memicu pihaknya untuk memaksimalkan seluruh sumber daya dan tiap jengkal tanah di keseluruhan area farm. Divisi Peternakan ada sapi perah, dan breeding, juga ada penggemukan sapi FH jantan menjadi sapi potong. Fermentasi kotoran sapi menjadi kompos.

Rumput pakan sapi, sayur, buah dan bunga juga ditanam. Kompos ini juga dibagikan kepada petani-petani sekitar peternakan kami. Jadi limbah yang dihasilkan minimum, karena tidak menggunakan pupuk kimia, bahan baku restoran pun diklaim organik, meskipun belum memiliki sertifikat organik.

Farm to table adalah sebuah konsep terpadu yang meliputi bidang pertanian, peternakan dan kuliner. Dimana semua proses dari menanam hingga panen, dan memelihara sapi sampai mengolah produk turunan susu menjadi hidangan yang segar dan sehat. Andreas meyakini bahwa konsep ini memberikan nilai tambah, bukan hanya dari sisi bisnis, tapi juga menjadikan sajian lebih sehat dan menjaga ekosistem.

Gundaling Farmstead. Agrowisata terpadu dengan konsep farm to table menyajikan menu khas Karo dan menu internasional dengan bahan baku dari peternakan yang langsung disajikan segar di restoran yang berlokasi tidak jauh dari peternakanSajian makanan di Gundaling Farmstead Foto: Fatma Puspita Sari

Gundaling Farmstead adalah satu satu nya peternakan sapi perah di Sumatera Utara yang dikelola dengan konsep ini. Hal ini menjadikan Gundaling Farmstead sebagai destinasi wisata yang memiliki unsur edukasi. Pengunjung dapat melihat proses produksi turunan susu, area proses ice cream, area proses keju, tentu saja melihatnya di balik kaca, agar tidak ada kontaminasi.

Andreas mengakui restorannya sering menjadi tujuan wisata edukasi siswa sekolah dasar dan taman kanak-kanak yang ingin melihat proses produksi susu secara langsung. Sapi FH (Freisian Holstein) warnanya hitam putih, yang membuat anak-anak suka melihatnya. Untuk mengurangi stress, saat proses memerah susu pihaknya memasang musik atau lagu-lagu popular agar sapi dan pengunjung pun senang.

Keju Andaliman

Gundaling Farmstead juga memiliki signature dish, sajian khas Karo yang diolah dengan tidak tradisional. Makanan khas karo yang paling dikenal adalah arsik ikan nila dan arsik ikan emas, Gundaling melakukan eksplorasi masakan arsik menjadi berbagai sajian istimewa.

Untuk produk keju, Signature cheese Gundaling Farmstead adalah Tomme Andaliman. Andaliman yang juga dikenal sebagai merica batak ini berhasil diaplikasikan dalam produk keju lokal menjadi keju dengan cita rasa unik.

Andaliman telah lama menjadi bumbu untuk kuliner Karo dan kuliner Batak. Ternyata sentuhan merica batak pada proses fermentasi keju dengan bakteri thermophilic dan mesophilic menghasilkan sensasi berbeda. Tuba (andaliman) memberikan rasa citrus dengan wangi andalimanin the end of the palette. Keju ini diberi nama Tomme Andaliman yang cukup laris di Jakarta dan Bali. Tapi, karena pandemi COVID-19 ini sudah beberapa bulan ini tidak ada pesanan.

Gundaling Farmstead. Agrowisata terpadu dengan konsep farm to table menyajikan menu khas Karo dan menu internasional dengan bahan baku dari peternakan yang langsung disajikan segar di restoran yang berlokasi tidak jauh dari peternakanKeju di Gundaling Farmstead Foto: Fatma Puspita Sari

Dampak pandemi COVID-19 juga terasa di Berastagi. Andreas sempat terpaksa menutup tempatnya dari akhir Maret sampai dengan minggu kedua bulan Juni. Karena sapi tetap harus ada penanganan dan diperah dengan kapasitas 1,5 ton susu per hari dan pakan 6 ton jabon per hari, pihaknya terpaksa merumahkan staf, menjual sebagian sapi dan susu diolah menjadi keju dengan waktu peram bisa sampai 1 tahun ke depan.

Dengan telah dibukanya kembali Berastagi, Gudang Beras nan sejuk ini telah siap menyambut kembalinya wisatawan. Protokol kesehatan telah disiapkan, dan restoran ini diuntungkan dengan desainnya yang terbuka membantu sirkulasi udara. Jadi kalau kamu sedang di Berastagi, mengunjungi Gundaling Farmstead bisa jadi pilihan.

---

Fatma Puspita Sari, Kepala Bidang Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan (P3H) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi




(ddn/ddn)

Hide Ads