Pasuruan punya sebuah air terjun yang popular bernama Kakek Bodo. Nama ini diambil karena kisah yang melatarbelakanginya. Siapa yang tak kenal dengan Air terjun Kakek Bodo? Air terjun di Lereng Utara Gunung Welirang di kawasan Wisata Tretes, Prigen, Pasuruan. Dengan ketinggian 850 mdpl, pengunjung akan diberi suguhan hawa sejuk khas pegunungan.
Dari namanya saja kita sudah bertanya-tanya, mengapa Kakek Bodo? Semua bermula dari cerita rakyat di zaman kolonial Belanda. Saat itu wilayah Tretes menjadi kawasan hunian para pegawai Eropa (Belanda).
Di sana banyak villa yang sebagai hunian Belanda. Salah satu keluarga Belanda memiliki pekerja seorang tua. Kakek tersebut santun, soleh dan cekatan dalam bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keluarga Belanda yang tinggal di sana begitu sayang padanya. Tapi pada suatu hari, kakek tersebut memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia meninggalkan tuannya untuk bertapa.
Lokasi pertapaannya adalah di dekat air terjun di tengah hutan. Sang tuan kaget, namun akhirnya tetap melepas pekerja kesayangannya itu.
Lama kelamaan, keluarga tersebut merasa kehilangan. Apalagi kinerja kakek ini luar biasa dibandingkan yang lainnya.
Sang tuan akhirnya memberanikan diri untuk menjemput kakek tersebut di tengah hutan. Begitu ketemu, sang tuan membujuknya untuk kembali bekerja dengannya.
Bujuk rayu sang tuan berakhir sia-sia. Kakek tersebut tetap memilih untuk bertapa dan melanjutkan hidup di dalam hutan. Kesal sudah datang jauh-jauh tanpa hasil, sang tuan pun marah-marah.
"Kakek bodoh, orang tua bodoh!" begitu umpatan yang dilemparkan oleh sang majikan kepada pembantunya.
Kakek pertapa terus berada di sana sampai akhir hayatnya. Masyarakat menamai air terjun tersebut dengan Kakek Bodo. Mereka juga percaya bahwa hawa mistis yang bergelayut di sana adalah efek dari makam Kakek Bodo.
Kini Air Terjun Kakek Bodo jadi obyek wisata populer di Pasuran. Di tengah pandemi ini, Air terjun Kakek Bodo sudah dibuka dengan adanya protokol kesehatan. Wisatawan dibatasi dengan durasi kunjungan maksimal 4 jam.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum