Kisah Sakral Gunung Gede Pangrango: Eyang Suryakencana dan Kerajaan Gaib

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Sakral Gunung Gede Pangrango: Eyang Suryakencana dan Kerajaan Gaib

Ismet Selamet - detikTravel
Sabtu, 24 Okt 2020 19:13 WIB
Gunung Gede via Gunung Putri
Suryakencana dinilai sakral oleh warga Cianjur (Femi Diah/detikTravel)
Cianjur -

Warga Cianjur geram dengan ulah pendaki bugil di kawasan Alun-alun Suryakencana Gunung Gede Pangrango. Apalagi, lokasi tersebut dianggap sakral oleh masyarakat Cianjur,

Dua pendaki pria berpose bugil di Suryakencana dan menjadi viral. Salah satu pengunggah foto bugil berlatar Gunung Gede Pangrango itu merupakan mahasiswa seni di salah satu universitas di Jakarta. Menurut akun eyi_oei dan bondanramadhani_, foto bugil mereka di Gunung Gede Pangrango adalah dokumentasi riset. Mereka menjelaskan riset yang dimaksud adalah soal seni telanjang.

Aksi dua pendaki bugil itu dinilai tidak pantas. Apalagi, Suryakencana merupakan tempat yang dianggap sakral oleh warga Cianjur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alun-alun Suryakencana dipercaya sebagai kediaman Raden H Suryakencana dan terdapat kerajaan gaib.

Sejarawan sekaligus Sekretaris Lembaga Kebudayaan Cianjur (LKC) Luki Muharam, menjelaskan, Raden Suryakencana merupakan anak dari pernikahan Raden Aria Wira Tanu atau yang lebih dikenal Dalem Cikundul (Pendiri Cianjur) dengan seorang putri jin Dewi Arum Sari.

ADVERTISEMENT

"Dari penikahan Dalem Cikundul dengan putri dari raja Jin Islam saat bertafaqur di daerah Subang itu, lahir beberapa anak. Ada yang menyebutkan dua, ada punya yang mengatakan lebih. tapi yang lebih dikenal dua, yakni Raden Suryakencana dan Sukaesih," kata Luki, Sabtu (24/10/2020).

Kemudian, Raden Suryakencana ditempatkan oleh kakeknya yakni Syeh Zubaedi di Gunung Gede Pangrango, sedangkan adiknya di Gunung Ciremai.

Cerita itu diwariskan secara turun-temurun, sehingga warga Cianjur mempercayai jika di Gunung Gede tepatnya di alun-alun Suryakencana bersemayam Raden Haji Suryakencana atau Eyang Suryakencana.

Bahkan masyarakat Cianjur juga meyakini Eyang Suryakencana kerap hadir di saat perayaan hari jadi Cianjur dan menunggangi kuda kosong yang diarak berkeliling ketika digelar pawai.

"Suka tidak suka, warga Cianjur mempercayai keberadaan Eyang Suryakencana di Gunung Gede dan saat digelar tradisi kuda kosong, Suryakencana menaiki kuda tersebut," tuturnya.

Gunung Gede via Gunung PutriAlun-alun Suryakencana dianggap sakral bagi warga Cianjur Foto: Femi Diah/detikTravel

Selain itu, berdasarkan cerita rakyat di Cianjur, di Gunung Gede Pangrango tepatnya di Alun-alun Suryakencana juga terdapat kerajaan gaib.

Di kawasan tersebut berdiri megah 24 leuit (tempat penampungan padi) dan 25 pohon kelapa secara berjajar.

"Adanya Raden Suryakencana dan kerjaan gaib itu membuat warga Cianjur menjadikannya sebagai tempat yang sakral dan suci," dia mengucapkan.

Oleh karena itu, tindakan yang di luar etika dan norma sosial, dilarang untuk dilakukan di kawasan tersebut.

"Jangankan berfoto bugil seperti yang ramai belakangan ini, berkata tidak pantas atau istilahnya sompral saja tidak boleh. Ada juga yang mempercayai jika berbuat tidak pantas, maka pendaki akan dibuat tersesat," kata dia.

"Saya berharap wisatawan atau pendaki Gunung Gede Pangrango bisa menghormati apa yang dipercaya masyarakat Cianjur," dia menambahkan.




(fem/fem)

Hide Ads