Tepatnya di Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang Agam, Sumbar, tradisi ini dilakukan saat ada yang masyarakat yang akan menikah. Warisan ini berupa pembuatan Lemang dengan menggunakan bambu. Semua proses pembuatannya berlangsung alami.
Pembuatan Lemang ini dalam dialek lokal disebut Malamang. Masyarakat lokal, selalu membuat lemang dalam jumlah besar.
Prosesnya diawali oleh kaum pria yang menebang sejumlah bambu di kebun. Bambu lalu dipotong hingga berukuran 30-50 centimeter.
"Bambu yang digunakan, harus berusia muda agar tak pecah saat dibakar," cerita salah satu pembuat lemang, Rosda.
![]() |
Setelah bambu dipotong berbentuk tabung, kaum ibu kemudian menyiapkan adonan lemang yang terdiri dari beras pulut, santan dan sedikit garam.
Lalu, adonan tersebut dimasukkan ke tabung, terlebih dahulu dialasi daun pisang.
"Selanjutnya dibawa ke tempat yang lapang seperti sawah. Tabung itu lantas ditegakkan miring dan dibakar hingga matang," lanjut Rosda.
![]() |
Proses pembakaran memakan waktu hingga 5 jam dan mesti dibolak-balikkan agar rata matangnya.
Setelah selesai, lemang lantas disajikan ke tamu undangan.
"Kita sudah sedari dahulu seperti ini jika ada pesta pernikahan," pungkas Rosda.
****
Artikel ini merupakan kiriman dari Hatta Rizal dan sudah di publish d'Traveler stories di detikTravel. (bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak