Ingin melihat pemandangan ala peternakan sapi di New Zealand dengan hamparan rumput yang luas? Tak perlu harus jauh-jauh ke sana, di Sumbar juga ada kok.
Cukup datang ke Sumatera Barat saja, tepatnya ke Padang Mengatas (orang Padang mengenalnya dengan Padang Manggateh) di Kabupaten 50 Kota.
Kalau dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Manggateh bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 3 jam-an. Tapi kalau starting point-nya dimulai dari Kota Bukittinggi atau Payakumbuh, tentu lebih dekat lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peternakan Padang Manggateh adalah Balai pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) yang merupakan salah satu Unit Pelaksana teknis pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian RI.
Kepala BPTUHPT Padang Mengatas, Gigih Tri Pambudi menyebutkan, luas areal peternakan 280 hektar, yang terdiri dari wilayah padang pengembalaan, kebun rumput dan lokasi perkandangan serta perkantoran.
![]() |
Sedangkan jumlah sapi di tempat itu terdapat 1.300 ekor lebih. Jenis sapi yang ada mayoritas adalah sapi Simmental, Limousin, Pesisir dan terdapat beberapa populasi Belgian Blue.
Sapi-sapi yang bebas berkeliaran di sepanjang padang rumput itulah yang membuat pemandangannya menjadi asyik. Keindahan rumput hijau bersatu dengan langit biru yang luas, ditemani sensasi udara sejuk di kaki Gunung Sago, benar-benar menjadikan lokasi ini tempat yang pas melepas penat.
Baca juga: Sandiaga Minta Wisata Sumbar Didigitalisasi |
Kita dibuat seolah-olah berada di tengah Padang Savana, New Zealand.
"Orang bilang di sini seperti di New Zealand. Jadi kami sebut di sini dengan Bukit New Zealand," kata Gigih kepada detikTravel di salah satu puncak yang sering menjadi spot pengunjung foto-foto.
![]() |
Keindahan Padang Manggateh membuat banyak orang yang ingin berkunjung. Namun, pihak pengelola masih melakukan pembatasan, karena kawasan ini belum menjadi lokasi wisata murni.
Meski begitu, pihak BPTUHPT akan melayani kehadiran pengunjung, dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri melalui surat elektronik melalui situs https://bptupadangmengatas.com/kunjungan.
Selanjutnya ---->> Peninggalan Hindia Belanda dan Puncak Jokowi
Puncak Jokowi
Gigih menyebut, selain Bukit New Zealand, juga ada Puncak Jokowi, karena di sana terdapat pohon yang pernah ditanam Presiden Jokowi saat berkunjung 0ktober 2015 lalu.
Untuk menjelajah lokasi ini bisa dengan berkendaraan. Tapi akan lebih seru jika menggunakan sepeda, atau berjalan kaki sekalian. Pasti makin seru!
![]() |
Peninggalan Hindia Belanda
Peternakan ini merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang dibangun pada 1916. Padang Mengatas pernah menjadi peternakan terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menjadi pusat pembelajaran peternakan dari negara tetangga.
Namun pernah juga hampir mati, dimana kegiatan peternakan terhenti. Di era Pemerintahan Presiden Soeharto, peternakan ini kembali menjadi perhatian dan mulai bangkit.
Dengan sensasi wisata yang terbentang luas dan sapi-sapi yang berkeliaran, Padang Mengatas sangat bagus menjadi tempat edu wisata bidang peternakan.
![]() |
Tak sekedar melihat-lihat sapi yang berkeliaran di padang rumput, di tempat ini kamu bisa juga belajar cara beternak dan mengenali ragam rumput yang dikembangkan lho.
Tentu semua itu bisa dilakukan dengan panduan para petugas yang ada. Sekaligus juga, kamu bisa berkunjung ke Rumah Peristirahatan Bung Hatta yang ada di kawasan ini.
Dengan potensi seperti itu, Gigih mengimbau pengunjung agar senantiasa menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada selama berada di kawasan itu. Hal itu dilakukan agar kualitas dan kesehatan hewan ternak tetap terjaga.
Agar, kamu-kamu juga masih bisa menikmati 'New Zealand' ala Indonesia ini. Asyik, kan?
Yuk ah, kemasi koper, segera berangkat ke sini. Jangan lupa protokol kesehatan tentunya!
Simak Video "Video: Gunung Marapi Erupsi Malam Ini, Luncurkan Abu Setinggi 700 Meter"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!