Melepas penat di pantai sudah biasa. Tapi bagaimana kalau tidur siang? Iya, Bali punya lho wisata khusus tidur siang.
Suasana hijau Ubud membuat panas matahari terasa begitu pas. Angin berhembus di antara ladang padi dan nyiur kelapa.
Tim Road Trip Java-Bali with IONIQ Electric Hyundai mampir ke Hotel Four Season Sayan. Di sana kami mencoba atraksi yang berbeda dan cuma ada satu di Bali, namanyan Sacred Nap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nap bisa diartikan sebagai tidur siang, lalu sacred disebut keramat. Hah? Tidur siang keramat? Jangan panik dulu, bukan ke sana artinya.
![]() |
Sacred Nap ini adalah kegiatan tidur siang sambil dininabobokan. Nina bobonya berupa nyanyian, dan cerita riwayat Buddha. Fera adalah master wellness, pencetus dan pembimbing dalam Sacred Nap.
"Ide ini muncul waktu saya ambil cuti melahirkan anak pertama. Saya ingin jadi ibu yang baik, belajar boboin anak," ujarnya memulai cerita.
Dari pengalamannya, Fera melihat bahwa bayi akan terasa nyaman saat dininabobokan. Bayi Indonesia sendiri lekat dengan ditimang dan ayunan yang membuat mereka cepat rileks.
"Karena dasarnya sewaktu di dalam perut itu tidak diam. Kita dengar suara napas dan detak jantung ibu," jelasnya.
![]() |
Dari sana, Fera melihat peluang untuk dirinya. Sebagai mantan biksuni yang belajar di Myanmar, Fera membuat konsep tidur siang untuk orang dewasa yang rindu dengan buaian masa bayi.
"Sekarang manusia banyak yang stres, beban dan tekanan. Saya ingin mengingatkan bahwa mereka pernah jadi bayi, disayang-sayang dan ditimang-timang," jelasnya.
Ide Sacred Nap disetujui oleh bos tempatnya bekerja dahulu, Hotel Westin. Fera menggunakan hammock sebagai media untuk tidur siang para tamu.
Setelah dibrifieng tentang makna dan kegiatan Sacred Nap, tim detikcom tak sabar untuk langsung mempraktikkannya. Melalui arahan Fera, kami mulai masuk ke hammock satu per satu.
Menghadap pemandangan sawah, saat itu gazebo tempat Sacred Nap berada tampak syahdu dari dalam hammcok. Fera berkeliling untuk memberikan aromatherapy ke telapak tangan untuk dihirup sebentar.
Bukan sembarang aromatherapy, wangi yang dikeluarkan adalah kombinasi camomile, lavender dan mary. Ini benar-benar aroma bayi.
"Tarik napas, rasakan napas dan dengarkan suara jantung kita," ucap Fera dengan suara lembut.
Suara Fera terus mengalun memberikan instruksi. Rileksasi dari ujung kaki ke ujung kepala mulai dilakukan. Air deras mengalir di Sungai Ayung, gemericiknya bergaung menyempurnakan suasana.
Gumaman dari mulut Fera mulai mengalun, senada dengan bunyi singing bowl. Singing bowl adalah mangkuk digunakan seperti alat musik khas Tibet.
Lelapnya tamu Sacred Nap tergantung dari pelepasan stress yang dilakukan. Semakin cepat rileks maka akan lebih cepat tidur. Kalau Saya sih lima menit pertama saja langsung pulas.
Fera melanjutkan chanting dengan cerita riwayat Buddha. Suara monoton yang dibuatnya memang disengaja agar tamu lebih nyaman dan cepat pulas. Sesekali Fera akan menyanyikan lagu nina bobo.
Selama waktu 45-50 menit, Fera terus "menidurkan" kami. Begitu waktunya habis, Fera mulai memberi instruksi menggunakan kentongan. Suara lembut singing bowl membuat kesadaran kembali.
"Halo, ayo bangun," suara Fera lembut.
Berkeliling dengan membawa aromatherapy, kali ini harumnya menyegarkan. Berbeda dengan yang sebelum tidur. Wajar saja, karena jenis yang ini memang dibuat untuk membuat badan terasa segar.
"Membantu orang untuk jadi rileks itu senangnya luar biasa. Lega banget kalau ngeliat tamu bisa pulas," tuturnya lembut saat kami sudah bangun.
Untuk bisa menikmati wisata tidur alias Sacred Nap ini, kamu cukup membayar mulai Rp 360 ribu per orang. Saat ini Four Season sedang ada promo paket makan siang di Ayung Terrace sebesar Rp 500 siang per untuk 2 orang.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol