Rumah Adat Osing Kian Langka, Kian Dicari

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rumah Adat Osing Kian Langka, Kian Dicari

Bonauli - detikTravel
Sabtu, 01 Mei 2021 19:21 WIB
Sanggar Genjah Arum di Banyuwangi
Sanggar Genjah Arum (Grandy/detikFOTO)
Banyuwangi -

Rumah adat Banyuwangi yang satu ini sempat hampir hilang dari tanah kelahirannya. Tak mungkin mengulang waktu, yang bisa dilakukan hanyalah menjaga yang masih ada.

Sanggar Genjar Arum, begitulah nama tempat ini. Dikelola oleh ahli kopi kelas internasional, Setiawan Subekti, tempat ini menjadi salah satu wisata kebanggaan Banyuwangi.

Tim Road Trip Java-Bali with IONIQ Electric Hyundai datang dan berbincang oleh pemilik sanggar, Iwan (sapaan akrab). Sembari menyeduhkan kopi, Iwan bercerita tentang sanggar ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya nama Sanggar Genjah Arum muncul belakangan. Awalnya Saya ingin menjaga kelestarian rumah adat Osing," ucapnya.

Sanggar Genjah Arum di BanyuwangiSanggar Genjah Arum di Banyuwangi Foto: (Grandy/detikFOTO)

Tabuhan angklung dan tumbukan lesung masih terdengar memandu kami untuk rileks di tengah suasana rumah tradisional. Rumah adat Osing yang terbuka dipadu dengan pernak-pernik kayu khas Jawa.

ADVERTISEMENT

Iwan terus bercerita. Sejak kecil desa ini menjadi lintasannya untuk pergi ke kebun dari rumah. Kala itu rumah-rumah adat masih cukup banyak terlihat. Sampai akhirnya Iwan mulai melanglang buana secara internasional.

Singkat cerita dari sana Iwan mulai ngeh tentang rumah-rumah adat. Memoar tentang rumah adat Osing di kampung halaman tergambar jelas. Ada perasaan kuat untuk melestarikan dan menjaganya.

"Mulailah saya berburu rumah ada di awal tahun 90-an. Saat itu rumah adat Osing masih banyak dan memiliki kualitas yang bagus," jelasnya.

Rumah adat Osing memiliki kelebihan yaitu knock down alias bongkar pasang. Rumah ini tidak memiliki paku sehingga bisa dengan mudah dipindah-pindah.

Sanggar Genjah Arum di BanyuwangiSanggar Genjah Arum di Banyuwangi Foto: (Grandy/detikFOTO)

Insting Iwan tepat. Karena semakin lama rumah adat Osing mulai dicari-cari. Dari Banyuwangi sendiri banyak truk-truk pembawa rumah Osing menuju Bali. Tak hanya Bali, rumah adat ini juga sampai ke luar negeri.

"Suatu saat tahun 2000-an di Italia, Saya lihat rumah adat ini di sebuah kota di Italia. Saya tahu ini rumah adat Osing," ceritanya.

Rumah adat tersebut duduk manis dalam sebuah toko mebel. Benar saja, setelah ditanya, kayu-kayu tersebut datang dari Indonesia. Namun mereka tidak tahu tepatnya dari daerah mana.

Semakin mantap, Iwan mulai berkeliling untuk mencari rumah adat Osing. Tak jarang Iwan ditertawakan karena mengumpulkan rumah adat Osing.

Pelan tapi pasti, rumah adat Osing mulai mulai menunjukkan pesonanya. Banyak yang datang ke Iwan untuk menawarinya rumah adat.

"Dulu Saya beli harganya di bawah Rp 5 juta. Kalau sekarang sudah Rp 50-60 juta per rumah," ungkapnya.

Tak sembarangan, rumah adat Osing yang dibelinya harus memiliki syarat. Rumah tersebut harus lah masih asli tanpa dipotong.

"Karena waktu mereka menempati tanah kepemilikan tanahnya belum jelas. Jadi saat itu kalau mereka diusir, pindah ke tempat yang lebih kecil, maka rumahnya dipotong diperkecil," ucapnya.

Setiap ujung batang rumah ada ornamennya, jika dipotong maka ornamennya hilang. Rumah ini juga punya 13 batang utama dan tiangnya 4. Ini harus kayu yang sama. Bayangkan, betapa sulitnya mencari rumah dengan panjang 10-12 meter dalam satu rumah.

Iwan juga menjelaskan bahwa rumah adat Osing memang sangat unik. Ukurannya tidak seperti rumah sekarang.

"Mungkin mereka menggunakan jengkal. Jengkal setiap orang kan berbeda, jadi panjang rumahnya berbeda," lanjut Iwan.

Sanggar Genjah Arum di BanyuwangiSanggar Genjah Arum di Banyuwangi Foto: (Grandy/detikFOTO)

Rumah adat Osing menggunakan kayu bendo atau Artocarpus Elasticus. Biasa disebut kayu suku, kayunya ringan, ulet, tahan bentangan, dan tahan hama. Sehingga rumah ini bisa berdiri hingga usia ratusan tahun.

"Kebetulan basic saya kopi, jadi saya gabungkan dengan desa adat kesenian di kampung ini," kata Iwan.

Kini Sanggar Genjah Arum memiliki beberapa rumah adat Osing. Ukurannya berbeda-beda, yang paling depan cukup kecil jadi tempat Iwan menyeduhkan kopi untuk tamunya. Oiya, dulu rumah ini bahkan dibeli dengan harga Rp 1,5 juta.

Iwan sendiri bekerja sama dengan pemda untuk merehabilitasi 50 rumah. Rumah-rumah tersebut kini dibuat kembali dengan wajah rumah adat Osing. Untuk bisa datang ke sini, tamu harus reservasi melalui Iwan. Paketnya minimal 100 orang. Pertunjukannya mulai dari tarian hingga diseduhkan kopi langsung dari tangan sang ahli!




(bnl/ddn)

Hide Ads