Traveler yang sering melintasi jalan raya Sumedang - Majelangka tentunya tidak asing lagi dengan deretan warung di tepian jalan ini, yakni Warung Gedeng di Jalan Raya Tomo-Sumedang Km 29.
Deretan warung yang menawarkan perpaduan antara pesona Sungai Cimanuk dan Hutan Jati ini kerap jadi pilihan bagi para pelancong untuk beristirahat. Ciri khasnya adalah warung yang terbuat dari kayu dan bambu itu berderet diiringi dengan deretan pepohonan sejenis mahoni yang mengiringinya. Semilir angin, teduhnya pepohonan serta suara riak dari aliran sungai Cimanuk menjadi daya tarik dan perpaduan yang pas sebagai penyeimbang dari hilir mudiknya arus kendaraan.
Maka tidak heran, para pengunjung yang datang adalah mereka yang mencari tempat peristirahatan dari penatnya berkendara. Di tempat ini, para pengunjung bisa selonjoran sambil menunggu hidangan yang dipesan berupa kuliner khas Sunda, seperti karedok, lotek ditambah lontong dan kerupuk.
Eits, jangan lupa, menyeruput es kelapa muda sambil memandangi aliran Sungai Cimanuk dengan diringi desiran angin sepoi-sepoi tentunya bisa memulihkan kembali stamina Anda.
Bisa dibayangkan, sehabis makan lotek atau karedok lalu menyeruput es kelapa muda, maka nikmat mana lagi yang kau dustakan. Kelapa yang ditawarkannya pun rata-rata adalah kelapa gumeho (kelapa muda).
Seperti Dadan (35) warga Kota Bandung, ia mengaku selalu mampir ke Warung Gedeng jika kebetulan melintasinya saat bepergian. Selain jadi tempat peristirahatan, ia pun kerap menikmati sajian yang ditawarkan di lokasi tersebut.
"Saya kalau bepergian ke arah sini selalu di sini kalau untuk istirahat, ya sambil makan dan minum es kelapa muda, biar strong lagi," ujarnya.
Menurutnya, selain tempatnya nyaman, harga jajanannya pun terbilang murah untuk ukuran tempat senyaman ini.
"Ya untuk harga pas lah, seimbang untuk ukuran tempat istirahat para pengendara," katanya.
Untuk harga makanan dan minuman di lokasi ini di antaranya, es kelapa muda Rp 13 ribu, kopi hitam Rp 5 ribu, karedok Rp 10 ribu dan mie rebus Rp 10 ribu.
Eni Nuraeni (37), salah satu pedagang mengatakan, pengunjung yang datang rata-rata adalah mereka yang sengaja untuk beristirahat. Para pengunjung biasanya adalah mereka yang telah melakukan perjalanan jauh.
"Biasanya kalau pengunjung sudah dari luar kota seperti pengunjung dari Sumedang, Bandung atau Jakarta yang sudah dari Cirebon, Majalengka, Kuningan mereka suka mampir ke sini," terangnya.
Eni mengungkapkan, ramainya pengunjung biasanya terjadi pada hari Sabtu dan Minggu atau saat weekend. Namun setelah pandemi COVID-19 datang, jumlah pengunjung pun menjadi berkurang.
"Kalau sekarang jumlah pengunjung otomatis turun drastis karena adanya sedang pandemi COVID dan ada kebijakan PPKM," ujarnya.
Dia berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir agar pendapatnya bisa kembali stabil.
"Kalau biasanya pas hari Sabtu atau Minggu pendapatan lumayan bisa nyampe Rp 300 ribu - Rp 500 ribu, kalau sekarang tidak menentu," pungkasnya.
Simak Video "Video Keluhan Warga soal Kabel Semrawut di Kuningan"
(elk/elk)