Melihat Bekas Stasiun Kereta Api yang Kini Jadi Sekolah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melihat Bekas Stasiun Kereta Api yang Kini Jadi Sekolah

Eko Susanto - detikTravel
Sabtu, 21 Agu 2021 18:53 WIB
Bekas Stasiun Grabag Merbabu yang dijadikan ruang kepala sekolah, tata usaha dan guru SMP Ma’arif Grabag
Bekas Stasiun Kereta Api Grabag Merbabu yang menjadi sekolah SMP Ma'arif Grabag. (Eko Susanto/detikcom)
Jakarta -

Bekas bangunan Stasiun Kereta Api (KA) Grabag Merbabu di Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah berubah fungsi. Kini, dijadikan gedung SMP Ma'arif Grabag.

SMP Ma'arif Grabag tersebut berada di Pagonan, Desa Sidogede, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.Salah satu penanda keterkaitaan gedung sekolah itu dengan kereta api adalah adanya bekas rel tepat di depan ruang guru.

Bekas Stasiun Grabag Merbabu yang dijadikan ruang kepala sekolah, tata usaha dan guru SMP Ma'arif GrabagBekas Stasiun Grabag Merbabu yang dijadikan ruang kepala sekolah, tata usaha dan guru SMP Ma'arif Grabag. (Eko Susanto/detikcom)

Dulu, gedung bekas stasiun itu digunakan sebagai ruang kelas. Tapi, sejak 2003 digunakan untuk ruang kepala sekolah, guru, tata usaha dan gudang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekas stasiun itu berubah menjadi gedung sekolah sejak tahun 1987. Pengelola SMP Ma'arif memanfaatkan bekas stasiun itu dengan menyewa dari PT KAI.

ADVERTISEMENT

"Sampai sekarang masih sewa, tapi sekolah dengan status sewa cukup memprihatinkan," kata Kepala SMP Ma'arif Grabag, Asmawi, saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (21/8/2021).

Bekas Stasiun Grabag Merbabu yang dijadikan ruang kepala sekolah, tata usaha dan guru SMP Ma'arif GrabagBekas Stasiun Grabag Merbabu yang dijadikan ruang kepala sekolah, tata usaha dan guru SMP Ma'arif Grabag Foto: (Eko Susanto/detikcom)

Ya, rupanya status sewa gedung itu membuat masa depan SMP Ma'arif kerap dispekulasikan. Apalagi, sekitar tiga atau empat tahun terakhir muncul rumor jika stasiun kereta api tersebut akan beroperasi melayani penumpang lagi.

"Pernah ada informasi kalau ini mau digunakan lagi beberapa tahun yang lalu. Itu bikin masyarakat was-was mau mendaftar ke sini, jumlah murid pun berkurang," kata Asnawi.

Saat ini, jumlah siswa di SMP Ma'arif Grabag hanya 32 murid. Itu terdiri dari sembilan siswa kelas 7, delapan siswa kelas 8 dan 15 siswa kelas 9. Sementara itu, jumlah guru 12 orang dan karyawan lainnya lima orang.

Halaman berikutnya >>> Berstatus Cagar Budaya

Kendati beralih fungsi dari stasiun kereta api menjadi sekolah, fasad gedung tidak berubah. Sebabnya, bangunan itu masuk cagar budaya.

Tanda bahwa bangunan sekolah SMP Ma'arif itu merupakan cagar budaya ada pada papan yang bertuliskan 'Bangunan cagar budaya milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang dilindungi UU No 11 Tahun 2020 tentang cagar budaya'.

"Saya pernah mengajar di ruangan bekas stasiun itu, sekarang jadi kantor TU," ujar Asnawi, yang juga mengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) itu.

Sementara itu, ruang kelas yang digunakan saat ini merupakan pelebaran yang juga dilakukan di atas tanah PT KAI. Kemudian, dalam perkembangannya pengelola sekolah baru saja membeli lahan yang berjarak 50 meter dari stasiun dan masih berada di Pagonan.

"Kalau kelas itu bangunan sendiri di lahan PJKA," ujarnya.

"Sekarang (beli lahan) sebelah lapangan dari sini sekitar 50 meter, (masih) Pagonan. Baru saja selesai (pembayaran)," tuturnya.

Dihubungi terpisah, Pegiat Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana, mengatakan merujuk gaya bangunan di Stasiun Grabag Merbabu sudah ada sejak tahun 1950-an. Gaya bangunan yang ada hampir mirip dengan Stasiun Mertoyudan di masa Djawatan Kereta Api (DKA).

"Keberadaan stasiun tersebut dulunya penting khususnya untuk mengangkut hasil bumi berupa kopi. Grabag sisi utara merupakan kawasan perkebunan kopi. Selain itu, untuk mengangkut sayuran dari Ngablak dibawa menuju kota-kota besar seperti Yogyakarta, Semarang dan lain-lainnya," kata Bagus.

Lokasi Stasiun Grabag Merbabu yang ad di antara Stasiun Gemawang di sisi utara dan Stasiun Candi Umbul di sisi selatan juga menjadi salah satu akses mobilitas masyarakat di masa lalu.

"Stasiun Grabag Merbabu menjadi sarana bagi warga untuk berekreasi menuju tempat wisata di Grabag," ujarnya.

Bagus menambahkan, untuk stasiun kereta api yang pernah ada di wilayah Magelang antara lain mulai dari selatan yakni Semen, Tegalsari, Dangeyan, Muntilan, Pabelan dan Blabak. Kemudian, Blondo, Japonan, Mertoyudan, Banyurojo, Magelang Pasar dan Magelang Kota. Setelah itu, ada di Payaman, Candi Umbul dan Stasiun Grabag Merbabu.

"Secara fisik maupun penggunaan masih baik (Stasiun Grabag Merbabu) lainnya beralih fungsi," kata Bagus.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Detik-detik Atap Stasiun Kereta Api di Serbia Ambruk, 13 Orang Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/fem)

Hide Ads