Pandeglang pernah memiliki kisah para pejuang yang berani mati saat mengusir Belanda dari wilayah tersebut. Kisahnya pun kini diabadikan dalam sebuah tugu yang diberi nama Pasukan Sancang Lodaya Sektor 15.
Tugu ini terletak di pertigaan Mengger, Kabupaten Pandeglang, Banten. Menurut catatan sejarah, tugu ini dibangun pada tahun 70-an untuk mengenang pertempuran para pasukan berani mati yang dipimpin seorang tokoh bernama Tb. Ahmad Ghozali. Tokoh kharismatik yang lebih akrab dikenal dengan sebutan 'Gojali Buntung' ini berhasil mengusir Belanda pada tahun 1949 berbarengan saat adanya serbuan Agresi Militer II di Indonesia.
Meski sudah dibangun puluhan tahun, tugu ini rupanya jarang mendapat perawatan. Bahkan saat ini, monumen tersebut terkesan terbengkalai lantaran minimnya perhatian dari pemerintah setempat.
Pantauan detikcom, Sabtu (21/8/2021), tugu yang dibalut keramik berwarna biru lengkap dengan cetakan bendera merah putih berbentuk bulat di atasnya ini terlihat sudah usang karena telah lama tak dicat ulang. Sembilan anak tangga yang dibangun lengkap dengan keramik warna putih disekitar tugu juga sudah banyak yang rusak dan retak-retak.
"Dari zaman saya kecil sampe sekarang, tugu ini sudah ada. Tugu ini pas diceritain sama orang tua saya katanya buat mengenang pahlawan dari Pandeglang yang udah berhasil mengusir Belanda. Namanya Gojali Buntung," kata Epul, warga setempat.
Dilihat dari posisinya, tugu 'Gojali Buntung' menghadap langsung ke arah Labuan. Posisinya yang berada di atas ini, kata Epul, menggambarkan cara para pejuang untuk mengintai Belanda yang sewaktu-waktu datang ke Pandeglang.
"Kata orang tua saya filosofinya begitu. Jadi bisa kelihatan kalau ada pasukan Belanda yang datang dari arah Serang, Labuan atau dari Mandalawangi, mereka nanti langsung siap-siap menyerang," ujarnya.
Epul pun kemudian melanjutkan ceritanya. Ternyata, kakeknya dulu pernah mengenal sosok Gojali Buntung yang keberanian untuk mengusir Belanda dari Pandeglang. Pasalnya, Gojali Buntung dan pasukannya hanya mengandalkan bambu runcing saat berperang melawan Belanda hingga mampu mengusirnya dari wilayah tersebut.
"Dulu di sini (di lokasi Tugu Gojali Buntung) katanya pernah ada pertempuran sama Belanda, pasukannya Pak Gojali cuma pakai tombak dari bambu doang. Tapi waktu itu bisa ngusir Belanda, mobil sama senjatanya bahkan dirampas. Makanya dibangun tugu sebagai penghormatan," ungkapnya.
Sebagai warga yang tinggal di sekitar tugu, Epul pun merasa prihatin karena monumen tersebut jarang mendapat perawatan. Ia berharap ada pihak terkait yang bisa ikut mengurus monumen itu sebagai penghormatan bagi para pahlawan di Pandeglang yang telah berjasa mengusir penjajah.
"Kalau dibilang miris, ya miris kang. Warga di sini juga enggak bisa ngapa-ngapain karena bangunan ini kan punya pemda, jadi mau dibetulin juga enggak bisa. Paling setahun sekali kita bersih-bersih menjelang 17 Agustus, paling cuma gitu doang kita bisanya. Mudah-mudahan segera ada pihak yang ngurus lah," pungkasnya
Simak Video "Menengok Klinik Khusus Lansia Inggit Garnasih"
(elk/elk)