Sandiaga Minta Netizen Beri Nama Tempat Wisata Riau yang Mirip Raja Ampat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sandiaga Minta Netizen Beri Nama Tempat Wisata Riau yang Mirip Raja Ampat

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Senin, 13 Sep 2021 13:02 WIB
Sandiaga Uno di Puncak Kompe, Riau yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat-nya Riau
Pemandangan dari Puncak Kompe, Koto Mesjid, Kampar, Riau Foto: Kemenparekraf
Kampar, Riau -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Salah satunya yakni dengan memperkenalkan obyek wisata Puncak Kompe, di Koto Mesjid, Kabupaten Kampar, Riau.

Objek wisata pemandangan danau buatan berpulau-pulau di sekitar kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang Kabupaten Kampar, Provinsi Riau ini belum ada nama baku. Rencananya akan diberi nama Raja Ampat Setengah, namun dirasakan kurang pas karena terlalu mirip yang aslinya di Papua Barat.

"Puncak Kompe sebagai icon pariwisata di Kabupaten Kampar. Katanya mau dibuat namanya Raja Ampat Setengah. Tapi rasanya kurang pas jadi kita cari yang lebih bagus. kita akan terus tingkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di tempat ini. Apalagi ini tanah kelahiran saya," ujar Sandiaga Uno, di Puncak Kompe, Minggu (12/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandiaga Uno di Puncak Kompe, Riau yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat-nya RiauSandiaga Uno di Puncak Kompe, Riau yang disebut-sebut sebagai Raja Ampat-nya Riau Foto: Kemenparekraf

"Kalau melihat ini spot-nya ini luar biasa, mirip sekali dengan apa yang ada di Papua yakni Raja Ampat. Tapi ini perlu nama, tolong netizen seluruh dunia di mana pun kalian berada berikan upaya terbaik pemberian nama di spot ini," kata Menparekraf Sandiaga Uno mengutip Antara.

Wisata buatan ini dibangun pada tahun 1991 dan dimanfaatkan untuk PLTA. Namun kini danau tersebut dijadikan sebagai tempat wisata, karena memiliki pemandangan alam yang sangat cantik. Sehingga sering disebut 'Raja Lima' dari Riau. Danau buatan tersebut dapat dilihat dari Puncak Kompe, salah satu spot instagramable di desa ini.

ADVERTISEMENT
Kunjungan Sandiaga di Riau, September 2021Kunjungan Sandiaga di Riau, September 2021 Foto: Kemenparekraf

"Saya berharap di masa pandemi COVID-19 ini akan semakin membuka peluang kita, untuk mencintai destinasi-destinasi wisata khususnya di Riau dengan hashtag KeRiauAja, tidak perlu ke luar negeri, karena jika kangen ke Raja Ampat ada di sini," katanya.

Sebelumnya Ketua Forum Peduli Pariwisata PLTA Koto Panjang dalam paparannya menyampaikan kelompok sadar wisata membuat beberapa destinasi di antaranya Puncak Kompei yang akan dijadikan ikon Koto Mesjid dengan pemandangan jajaran pulau yang indah.

"Dulu sepakat sebut itu Raja Lima, lalu ada lagi Raja 13 karena terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar. Kemudian ada Danau Seribu Pulau, jadi kami minta Mas Menteri memberikan apa namanya sehingga jadi satu nama untuk promosi," ujarnya.

Selanjutnya, kunjungan Sandiaga di Riau

Kenparekraf Sandiaga Uno didampingi Gubernur Riau, Syamsuar dan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto mengunjungi Desa Wisata Koto Mesjid dalam rangka penilaian calon pemenang Anugerah Desa Wisata Indonesia.

Usai ke Kabupaten Kampar, Menparekraf bertolak ke Pekanbaru tepatnya di Kecamatan Rumbai Pesisir. Di tempat kelahirannya itu Menparekraf berkunjung ke Teras Coffee dan bercengkerama dengan masyarakat Rumbai. Kemudian ia mengunjungi Galeri Ekonomi Kreatif Riau.

Tahapan visitasi dan penilaian terhadap 50 desa wisata terbaik di Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 terus digulirkan. Kali ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan visitasi ke Desa Wisata Koto Mesjid yang terletak di kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Desa Wisata Koto Mesjid merupakan desa pemekaran dari Desa Pulau Gadang pada tahun 1999. Desa ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Patin. Lantaran memiliki budidaya ikan patin yang luar biasa. Sehingga desa ini mempunyai moto 'tiada rumah tanpa kolam'. Hampir setiap rumah yang ada di Kampung Patin memiliki paling tidak satu kolam patin. Dalam sebulan masyarakat setempat dapat memanen 390 hingga 400 ton ikan patin.

"Hari ini kita melihat bahwa Desa Wisata Koto Mesjid sudah menjadi inspirasi, sudah menjadi satu semangat kita semua. Ini adalah simbol kebangkitan ekonomi nasional. Dan hari ini kita canangkan patin harus go internasional, menggantikan salmon. Karena ikan patin Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bergizi tinggi, terutama di Provinsi Riau dibandingkan dengan jenis ikan patin di negara lain," kata Sandiaga.

Ikan patin di Desa Wisata Koto Mesjid kemudian diolah masyarakat menjadi berbagai macam produk kuliner dengan cita rasa yang unik, seperti kerupuk kulit patin, abon patin, bakso patin, siomay patin, nuget patin, otak-otak patin, cilok patin, ikan asin patin, batagor patin, hingga es dawet patin, serta ada pula keripik batang pisang, dan kelapa jelly (dekla).

Kunjungan Sandiaga di Riau, 11 September 2021Ikan patin di Desa Wisata Koto Mesjid Foto: Kemenparekraf

Tidak hanya itu saja, produk ekonomi kreatif di Kampung Patin ini juga sangat menarik. Misalnya saja produk kriya dari hasil olahan bambu, seperti rotan, dan pandan. Bahkan teman difabel (tuna rungu) juga ikut serta dalam mengolah produk kriya olahan bambu lidi rotan.

Kunjungan Sandiaga di Riau, 11 September 2021Kunjungan Sandiaga di Riau, September 2021 Foto: Kemenparekraf

Yang tidak kalah menarik, Desa Wisata Koto Mesjid ini memiliki program home recycle creative, di mana produk-produk ekonomi kreatifnya memanfaatkan sampah yang masih layak pakai atau limbah paralon, lalu dibuat menjadi pot, tempat tisu, baki gelas, hiasan dinding dan piring lidi rotan. Selain mengurangi sampah juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Ada pula produk fesyen yang dihasilkan, yakni batik khas Kampar, tas rajut, hingga sendal rajut.

Keunggulan lain yang menjadi daya tarik Desa Wisata Koto Mesjid adalah wisata alam dan buatan. Untuk wisata alamnya sendiri terdapat Sungai Kampar, yang menjadi salah satu sungai terpanjang di Riau, dengan panjang 600 km. Ada juga Sungai Gagak, yang memiliki air terjun yang indah. Serta Lembah Aman dan Talau Pusako.

Bagi wisatawan yang ingin bermalam di Desa Wisata Koto Mesjid tidak perlu khawatir. Karena desa ini memiliki 18 homestay yang diberi nama homestay patin 1 hingga 18. Konsep yang diusung homestay ini yaitu 'rumah warga', sehingga wisatawan dapat merasakan seperti tinggal sebagai warga lokal.

Sementara, Gubernur Provinsi Riau, Syamsuar berharap Menparekraf Sandiaga juga dapat mendorong destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif lainnya yang ada di Riau agar semakin berkualitas dan mampu menarik minat wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara.

"Kami sangat berharap dukungan dari Mas Menteri. Apalagi Riau ini berhadapan langsung dengan Malaysia. Seperti Bintan yang berhadapan dengan Singapura," ujarnya.

Kunjungi Gerai Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif

Sandiaga Salahuddin Uno juga mengunjungi gerai sentra budaya dan ekonomi kreatif Lembaga Adat Melayu Riau, yang terletak di Balai Adat Melayu Riau. Sebelumnya, gerai ini telah diresmikan oleh Menparekraf secara daring pada 3 Juli 2021.

Kunjungan Sandiaga di Riau, September 2021Kunjungan Sandiaga di Riau, September 2021 Foto: Kemenparekraf

Dalam kesempatan itu, Menparekraf melihat berbagai produk ekonomi kreatif yang dihadirkan. Salah satunya produk fesyen seperti tas rajut, sepatu, topi, songket, hingga tanjak melayu yang disebut juga sebagai mahkota kain. Ada pula produk kuliner yang bisa dibawa sebagai buah tangan, seperti keripik ubi, amplang, kerupuk tanawan tankos, beras kencur instan, serbuk jahe ikan asin, kacang pukul, dan berbagai makanan ringan lainnya.

"Saya waktu itu hadir secara virtual dan alhamdulillah hari ini diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung gerai sentra budaya dan ekonomi kreatif Melayu Riau," kata Menparekraf.

Gerai ini tidak hanya dignakan untuk menampilkan berbagai jenis kerajinan budaya, kuliner, dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Riau, tapi juga dimanfaatkan untuk menampilkan kegiatan seni dan budaya yang akan dilakukan secara rutin, seperti seni, tari, musik, atau pertunjukan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga pun mengajak para pelaku ekonomi kreatif di Provinsi Riau untuk mendukung pengembangan gerai ini. Sehingga, gerai sentra budaya dan ekraf Melayu Riau dapat menjadi wadah pelaku ekraf dalam berjejaring, peningkatan usaha, dan juga membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

"Semoga gerai sentra budaya dan ekonomi kreatif melayu akan membawa kemajuan bagi kita, membuka lapangan kerja seluas luasnya," katanya.



Simak Video "Video Antusiasme Peserta saat Simulasi Penanganan Karhutla di Jambore Riau"
[Gambas:Video 20detik]

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Adu Keren Desa Wisata
Adu Keren Desa Wisata
328 Konten
Ada berbagai desa menarik di Indonesia. Selain mengandalkan panorama alam, desa ini menawarkan berbagai pengalaman kuliner dan wisata yang berbeda.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads