Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Karawang ini jadi incaran wisatawan untuk edukasi dan rekreasi. Lokasi IPAL ini dinamai Wastewater Treatment Plant (WWTP) Organica berada di Kawasan Industri Surya Cipta dan berfungsi sebagai fasilitas pengelolaan air limbah terpadu.
"Jadi IPAL Organica ini diresmikan pada 2018 berfungsi sebagai fasilitas pengelolaan air limbah di Kawasan Industri Surya Cipta," kata Manager WWTP Organica, Untung, saat diwawancarai usai kunjungan wisata industri dari hotel Batiqa Karawang, Sabtu (25/9/2021)
IPAL Organica ini lanjutnya, merupakan IPAL pertama di Karawang yang menggunakan konsep taman di atas Instalasi IPAL. "Teknologi Organica ini buatan Hongaria dan baru ada 3 kawasan industri yang memakai konsep ini, antara lain Jababeka, MM 2100 dan kita di Kawasan Surya Cipta," ujar Untung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang membedakan IPAL ini yakni prosesnya biologi dengan pertumbuhan melekat, jadi menggunakan dua media, media pertama buatan biomodul dan kedua media alami dengan menggunakan akar tanaman diharapkan bakteri atau mikroorganisme yang akan menguraikan air limbah tersebut dapat tumbuh di media buatan atau di akar tanaman," katanya.
![]() |
Baca juga: Milenial yang Ubah Persepsi Goyang Karawang |
IPAL Organica ini memiliki luas 2 hektar dengan kapasitas mengolah air limbah sebesar 10 ribu meter kubik per liter setiap hari.
"Ada 148 perusahaan yang airnya diproses di IPAL ini, airnya berupa limbah industri dan limbah domestik, dan ada 40 jenis tanaman termasuk tanaman hias dengan jumlah total tanamannya ada 300 tanaman," ujar Untung.
Semenjak dibuka pada tahun 2018, ia mengakui IPAL ini sering dikunjungi oleh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai daerah. "Sebenarnya ini tidak dibuka sebagai wisata, dan tidak untuk umum, tapi kalaupun untuk keperluan edukasi diperbolehkan dengan minta izin terlebih dahulu," ucapnya.
Kalau yang berkunjung diakuinya dari pulau Jawa hingga luar Jawa. "Jadi banyak mereka dari mahasiswa, pelajar, pemerintahan, datang ke kami, dengan maksud merasakan nuansa IPAL seperti di taman bunga atau hutan, dan intinya edukasi soal proses pengolahan air limbahnya," tutur Untung.
![]() |
Saat ke lokasi, memang tidak akan merasakan seperti di sebuah lokasi instalasi pengelolaan air limbah kawasan industri, karena tanaman hias berbagai jenis yang memenuhi lokasi tersebut seolah berada di sebuah taman wisata bunga. Untuk pengembangan ke depannya, banyak tawaran dari berbagai pihak untuk meminta kerjasama untuk dijadikan wisata industri.
"Sebenarnya banyak yang ingin kerjasama dari perhotelan, instansi dan sekolah untuk pengembangan eduwisata industri, kalau saya tidak bisa memastikannya, tapi memang saat ini tengah menunggu keputusan pimpinan," ujar Untung.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol