Orang dahulu mengenal La Plage Beach Club dengan nama Hotel Cempaka. Lokasinya tepat berada di Jalan Raya Palabuhanratu - Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penginapan biasa saja yang memang kerap terlihat berada di pinggir kawasan wisata pantai.
Seiring perkembangan dan pesatnya wisata di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, kondisi Hotel Cempaka mulai tergerus. Lokasi yang konon dulunya ramai oleh tamu perlahan mulai sepi pengunjung karena terdampak pandemi COVID-19, meski sesekali masih ada tamu yang menginap di hotel tersebut.
Sekitar 2,5 bulan lalu, beberapa anak muda melirik lokasi tersebut. Dengan sentuhan kekinian mereka mulai merubah konsep sekedar hotel dan kolam renang menjadi tempat tongkrongan dengan sentuhan estetik kekinian bergaya beach club.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seluruh lokasi ini merupakan tangan kedua ya, pertama ini dimiliki seseorang dan dibangun pada tahun 1990, dan bangunan ini masih utuh dan hanya melakukan beberapa renovasi, seperti kolam renang dan water break dibangun di tahun 1990, alhamdulillah masih kuat dan tahan lama," kata General Manager La Plage Beach Club Sep Radi Priadika, kepada detikTravel, Minggu (26/9/2021).
![]() |
Menurut Radi, perkembangan zaman sekarang mengandalkan pola pikir 4.0. Pesatnya teknologi dan media sosial menurutnya menjadi bekal awal energi baru yang kemudian mengambil alih yang sekedar penginapan biasa menjadi lokasi yang diburu penggila tempat nongkrong.
"Dulu mungkin konsep nya masih jadul menggunakan konsep konsep lama, buah dari COVID-19 ini kita bersama beberapa pemuda disini kami mulai mengonsep bagaimana caranya tempat yang luar bias dan ada nilai cerita sejarahnya ini dikemas sedemikian rupa agar menarik minat para wisatawan lokal maupun luar daerah bahkan luar negeri," ucap Radi.
"Bedanya dulu dan sekarang kalau dulu itu hanya hotel dan kolam renang jadi tidak ada restoran, bar dan lain sebagainya. Sebenarnya kita ini ada dua manajemen saat ini, yaitu pengelola hotel terpisah dengan pengelolaan restoran cafe bar dan lainnya. Karena hotel masih dalam tahap renovasi jadi kita unggulkan dulu restorannya, mungkin ke depannya setelah renovasi hotel selesai menajemennya akan di satukan kembali. Tapi untuk satu tahun ke depan ini akan di jadikan Beach Club," sambungnya.
Benar saja, hanya butuh waktu 2,5 bulan dimulai dari Soft Opening, wisatawan berbondong datang. Warganet berebutan membuat unggahan tempat yang kini berubah 180 derajat tersebut. Selaku pengelola, Radi menyebut pihaknya masih belum melakukan Grand Opening karena posisi saat ini yang masih menerapkan PPKM.
"Setelah La Plage mulai beroperasi, dari mulai Soft Opening kita belum Grand Opening karena situasi masih PPKM menjaga membludaknya wisatawan yang datang, mayoritas 60 persen pengunjung yang datang berasal dari luar Sukabumi, dari Jabodetabek, Bandung dan lainnya. Mungkin mereka penat dengan kondisi pandemi ini, makanya mereka mencari lokasi liburan yang dekat dan 40 persen merupakan wisatawan lokal," cerita Radi.
![]() |
Untuk sasaran pasar, Radi menyebut lokasinya nanti akan berkonsep menengah ke atas. Dengan konsep begitu, maka ia berharap pasar wisata dan cafe yang sudah lebih dulu ada di Palabuhanratu tidak rusak.
"Pasar yang menjadi sasaran La Plage memang jelas menengah ke atas, makanya kita tidak merusak pasar yang sudah ada di Palabuhanratu seperti cafe-cafe lain yang sudah ada. Tetapi kita membuat terobosan baru dan satu satunya beach club yang menggunakan standar pelayanan seperti Table Manner, Sequence of servicenya di terapkan dan lain-lain makanya kita ngambil pasar yang middle up," pungkas Radi.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum