Jakarta -
Rasanya tidak nikmat bila duduk santai di cafe atau di rumah tanpa ditemani secangkir kopi. Tapi, bagaimana sih proses awal dari sebuah bibit kopi hingga menjadi secangkir kopi hangat di atas meja?
Untuk tahu itu, sebuah trip khusus bernama Jelajah Kopi Bandung Selatan digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung. Trip kali ini, peserta atau wisatawan akan dibawa ke lokasi penanaman kopi di Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Sedari pagi, para peserta atau wisatawan sudah berkumpul di Gedung Budaya Sabilulungan, Kabupaten Bandung. Karena digelar di tengah Pandemi COVID-19, semua peserta diwajibkan untuk di-swab antigen terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelajah kopi Bandung Selatan Foto: (Muhammad Iqbal/detikcom) |
Sebanyak sembilan mobil Land Rover khusus off-road sudah terparkir rapi di halaman parkir. Mobil itu disiapkan sebagai transportasi peserta menuju lokasi kebun kopi.
Pedal gas pun mulai diinjak oleh sang pengemudi. Mobil melaju santai di jalanan beraspal. Namun, ketika masuk ke dalam jalan perkampungan dan hutan, laju mobil mulai berat.
Sang sopir harus kerja keras untuk bisa melewati jalur yang menanjak dan cukup licin karena dipenuhi lumpur. Trip pertama adalah perkebunan kopi di sekitaran Curug Bentang Padjajaran.
Perkebunan kopi di sana dipenuhi pohon Pinus. Di lahan kurang lebih satu hektare itu peserta diajak untuk menanam benih kopi yang sudah siap ditanam.
"Jadi jelajah kopi ini merupakan langkah kita dinas pariwisata dan budaya, bagaimana membuat produk kopi itu bukan hanya dijual biji kopinya saja, tetapi kita menjual kopi dari processing -nya. Dari mulai menanam, mengolah biji kopi sampai bisa dinikmati," ujar Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif Disparbud Kabupaten Bandung Vena Andriawan di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Rabu (29/9/2021).
Tanaman kopi yang ditanam disimpan berjarak dengan tanaman lainnya. Hal itu dimaksudkan agar memberi jarak ketika tanaman tumbuh besar. Nantinya, tanaman yang baru saja ditanam akan dirawat oleh para petani di sana.
Bila berkenan untuk kembali dan penasaran akan pertumbuhannya, wisatawan dapat kembali menengok seperti apa perkembangan kopi yang pernah ditanam sendiri.
Jelajah kopi Bandung Selatan Foto: (Muhammad Iqbal/detikcom) |
Vena menuturkan, program Jelajah Kopi diharapkan mampu memberikan efek ekonomi kepada petani. Selain itu juga memperkenalkan seperti apa dan bagaimana kualitas dari kopi yang ditanam di tanah Bandung Selatan.
"Kita ingin memberikan solusi lain, bagaimana agar petani kopi itu bisa survive tanpa harus nunggu panen.
Kan panen itu bisa keukur bulanya, antara Juni/ Juli," ujarnya.
"Untuk menunggu waktu itu kan lama, di tengah menunggu itu, ini (Jelajah Kopi) akan menjadi solusi agar petani bisa mendapatkan ekstra money," lanjutnya.
Usai menanam kopi, peserta akan disajikan kopi yang dibuat langsung oleh pengelola. Bubuk kopi asli dari perkebunan di sana. Hanya dengan diseduh menggunakan air panas tanpa pengolahan ala cafe rasanya sudah sangat nikmat.
Selesai menyeruput kopi, langkah kaki pun harus berlanjut menuju lokasi selanjutnya yakni jalur off-road. Peserta akan diuji adrenalin-nya untuk menerjang jalur yang sangat curam, licin dan berbahaya.
Jalur off-road itu berkisar 8 kilometer jauhnya. Jangan lupa, siapkan mental dan doa ketika melewati jalur ini.
Dari sana, perjalanan melaju ke tempat wisata Alam Endah Arboretum Park. Di sana peserta akan pengetahuan terkait pengolahan hingga teknis menyajikan kopi layaknya barista profesional.
"Jelajah kopi ini juga bukan hanya di Bandung Selatan, kita harapkan seluruh area Kabupaten Bandung. Karena di kita ini kaya dengan kopinya, di Utara, selatan, Kamojang juga ada," tuturnya.Di sisi lain, Vena menuturkan, pihaknya belum bisa mematok harga untuk trip khusus Jelajah Kopi Bandung Selatan tersebut. Namun, nantinya, ia mengharapkan program wisata seperti itu dapat dilakukan di sentra-sentra perkebunan kopi yang ada di Kabupaten Bandung.
"Ini memungkinkan, semua sentra kopi di Kabupaten Bandung bisa membuat paket jelajah kopi ini sebagai ekstra money, dan dapat mereka lakukan sendiri sendiri," ungkapnya.
Program Jelajah Kopi Bandung Selatan sempat dilakukan di tahun 2018 lalu. Namun, di tahun 2020 sempat tidak jadi digelar karena datangnya Pandemi COVID-19.
Vena menuturkan, program tersebut masuk dalam program unggulan di Jabar dan masuk dalam top Ten Smiling of Java. Progam ini diharapkan pula dapat menjadi agenda rutin agar terus membantu perekonomian petani kopi serta promosi kopi khas Bandung Selatan.
"Jadi jelajah kopi ini adalah salah satu event menjadi top ten Smiling of Java Event. Di Jawa Barat, Jelajah Kopi merupakan salah satu event unggulan 10 besar di Jabar," pungkasnya.
Simak Video "Video: Healing Santai di Taman Hutan Juanda Bandung"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol