Kisah Tugu Mac Arthur di Papua, Es Krim dan Boleh Tidak Bule ke Sini?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Tugu Mac Arthur di Papua, Es Krim dan Boleh Tidak Bule ke Sini?

Hari Suroto - detikTravel
Minggu, 10 Okt 2021 16:20 WIB
Monumen Jenderal Mac Arthur di Ifar Gunung, Sentani. Jenderal Mac Arthur merupakan pimpinan pasukan AS saat perang dunia kedua melawan Jepang.
Tugu Mac Arthur di Ifar Gunung, Sentani. (Dok Badan Arkeologi Papua)

Jenderal Mac Arthur membangun markas terbesar di Sentani, Papua. Markasnya sangat megah dan luas di puncak Ifar Gunung, Sentani. Markas yang megah ini dilengkapi fasilitas lengkap, kafe, bioskop.

Dari markasnya ini, ia dapat melihat pergerakan pesawat yang take off maupun landing di lapangan terbang Sentani. Markas yang megah ini sempat menjadi kontroversi di AS, karena dianggap sebagai bentuk kemewahan dan pemborosan di saat pasukan AS berjuang mengalahkan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, Mac Arthur tidak bergeming, ia cuek saja dengan pemberitaan dirinya. Justru dari markasnya yang megah di Sentani, Papua ini, Mac Arthur dengan tenang memimpin pertempuran, dengan menerapkan idenya lompat katak.

Kegemaran Sang Jenderal Makan Es Krim

Kontroversi lainnya yaitu hobinya yang suka makan es krim. Yang cukup menarik bahwa, selama pertempuran di Papua, Amerika mengirimkan ribuan ton es krim yang langsung dibagikan pada pasukan AS guna merayakan kemenangan pertempuran.

ADVERTISEMENT

Perayaan dengan Es Krim merupakan kebiasaan dari komandan tertinggi mereka, Jenderal Douglas Mac Arthur, setiap berhasil dalam pertempuran.

Es krim merupakan simbol ikatan batin yang kuat, sejati dan suci antar sesama teman yang seperjuangan, senasib, dan sepenanggungan, yang kadang melebihi ikatan dari saudara kandung.

Walaupun kontroversial, Jenderal Mac Arthur sudah jadi legenda di Papua. Banyak karya yang dihasilkannya terutama infrastruktur di Jayapura, mulai dari rumah sakit, pelabuhan, jalan raya maupun Bandara Sentani.

Infrastruktur tersebut hingga saat ini masih bisa dinikmati oleh masyarakat Papua.


---

Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.



Simak Video "Video: Mengunjungi Tugu Kemenangan Berlin"
[Gambas:Video 20detik]

(wsw/wsw)

Hide Ads