Rahasia situs Candi Watu Genuk di Boyolali sedikit demi sedikit mulai terkuak. Situs ini pun diperkirakan sudah ada sejak sebelum Candi Prambanan.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, melakukan penggalian penelitian di situs yang berada di wilayah Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Ekskavasi tahap dua itu telah selesai dilaksanakan.
Ada beberapa petak yang digali. Hasilnya, tim dari BPCB menemukan tiga struktur candi perwara di situs tersebut. Sehingga, di situs Watu Genuk itu kini total ditemukan ada empat candi. Satu candi induk dan tiga candi perwara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebagian bebatuan candi yang ditemukan dititipkan di rumah Sriyono, warga sekitar Situs untuk dirawat. Selain itu juga untuk mengantisipasi benda purbakala itu hilang, jika tetap dibiarkan di lokasi situs.
"Dari cerita mulut ke mulut (cerita tutur) Candi Watu Genuk ini ada kaitannya dengan Kerajaan Salembi atau Slembi di Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo (Kabupaten Boyolali). Candi Watu Genuk ini sebagai tempat pemujaan atau sanggar pamujan," kata Sriyono saat ditemui di rumahnya Dukuh Pisah, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Minggu (14/11/2021).
Di sebelah selatan Candi Watu Genuk yang berjarak sekitar satu kilometer, terdapat sepasang batu di kanan kiri jalan. Dimungkinkan sebagai gapura.
"Orang menyebut watu anten (batu nganten/temanten). Kemudian ke utara lagi ada watu genuk (Batu berbentuk genuk/gentong tempat air)," jelasnya.
![]() |
Watu genuk tersebut ada di sebuah sungai dan ada mata air di sana. Watu genuk itu saat ini berada di sisi kanan bawah jembatan.
"Maksudnya, mungkin zaman dahulu sudah tersusun rapi. Maksudnya orang yang mau ke sanggar pamujan, di situ (watu genuk) sesuci dulu. Mungkin seperti itu, versi saya," kata Sriyono.
Lebih lanjut Sriyono mengatakan, Candi Watu Genuk ada kaitannya dengan Keraton Salembi yang hanya merupakan cerita dari kakek-nenek zaman dahulu.
"Dibuktikan secara otentik, saya ya kurang tahu. Ceritanya, Keraton Slembi, kemudian Candi Watu Genuk ini, baru kemudian (Kerajaan) Pengging (Banyudono, Boyolali). Kemudian baru Prambanan. Urut-urutannya seperti itu," cerita Sriyono.
Sebagai penganut Hindu, Sriyono mengaku sering melakukan sembahyang di Candi Watu Genuk. Ia telah melakukannya sejak situs itu ditemukan.
Pihaknya berharap, ekskavasi candi Watu Genuk dapat dilanjutkan. Sehingga bentuk candi bisa diketahui dan bisa menjadi tempat kebaktian penganut Hindu dan juga bisa digunakan untuk wisata religi.
"Harapan saya karena di situ ada candi, dari pihak pemerintah, pemerintah desa atau pemerintah terkait, digali, dibangun wujud seperti apa bangunan peninggalan leluhur zaman dulu itu seperti apa. Nanti bisa dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata religius, bisa digunakan untuk kebaktian bagi yang sesuai agama," harapnya.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!