Inilah terik yang kurindukan. Tentu saja bukan terik panas di siang bolong, namun lauk daging khas Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Suatu pagi pada awal pekan di bulan ini, olahan Warung Bu Spoed itu telah terhidang di atas pinggan sesaat setelah KA Progo dari Stasiun Pasar Senen Jakarta tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.
Tampilan hidangan karya generasi keempat pendiri warung ini mirip Rendang dari Ranah Minang. Sama-sama gurih lantaran dimasak dalam rendaman santan kelapa berbumbu kaya rempah. Bedanya, terik sama sekali tidak pedas. Bahkan, cenderung manis sebagaimana cita rasa kuliner kawasan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jauh dari sentra kuliner Gudeg Wijilan Yogyakarta. (Dwi Ari Setyadi for detikcom) |
Terik daging ini pun melambungkan ingatan pada masakan almarhumah ibu. Tak hanya daging sapi, di tangannya ayam, telor, tahu dan tempe pun menjelma sebagai isian terik. Barangkali hal itu berkaitan erat dengan kondisi keuangan keluarga, hahaha...
Namun apa pun bahannya, kasih sayang Bunda membuat semua olahannya terasa istimewa.
Gudangan sayur plus lauk terik daging Ibu Spoed di Yogyakarta. (Dwi Ari Setyadi for detikcom) |
Tak hanya terik, tempat makan di dekat Alun-Alun Utara, tak jauh dari kawasan sentra kuliner Gudeg Wijilan Yogya itu menyajikan lebih dari 50 macam masakan rumahan setiap harinya.
Gowes seli ke warung Bu Spoed, Alun-alun Utara Yogyakarta. (Dwi Ari Setyadi for detikcom) |
Semua enak. Tinggal pilih mana yang disuka.
Perut kenyang, hati pun riang. Seli pun bergegas kembali menuju Stasiun Lempuyangan mengejar Kereta Komuter ke Solo.
(fem/fem)












































Tak jauh dari sentra kuliner Gudeg Wijilan Yogyakarta. (Dwi Ari Setyadi for detikcom)
Gudangan sayur plus lauk terik daging Ibu Spoed di Yogyakarta. (Dwi Ari Setyadi for detikcom)
Gowes seli ke warung Bu Spoed, Alun-alun Utara Yogyakarta. (Dwi Ari Setyadi for detikcom)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat