Duh, Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung Tinggal Seekor

Faizal Amiruddin - detikTravel
Selasa, 30 Nov 2021 15:49 WIB
Penampakan satu-satunya banteng Jawa penguni Cagar Alam Pananjung Pangandaran (Dok BKSDA Pangandaran)
Pangandaran -

Taman Wisata dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran memiliki banyak koleksi satwa. Salah satunya, Banteng Jawa.

Keberadaan satwa di kawasan hutan yang terletak di ujung semenanjung Pantai Pangandaran, Jawa Barat itu menjadi daya tarik wisata tersendiri, khususnya bagi yang gemar wisata penjelajahan alam bebas.

Namun, beberapa jenis satwa saat ini populasinya kian menipis. Salah satunya, banteng Jawa.

Saat ini, banteng penghuni cagar alam Pangandaran tinggal satu ekor, padahal dulu jumlahnya cukup banyak.

Setidaknya hal itu dibuktikan dengan keberadaan padang rumput di cagar alam yang oleh warga Pangandaran disebut lapang banteng.

"Banteng tinggal seekor, betina," kata Uking Iskandar Kepala BKSDA Pangandaran, akhir pekan lalu.

Dia menyebut dulu sebelum era tahun 80-an, populasi banteng di Pangandaran cukup banyak. Penurunan populasi satwa yang satu genus dengan sapi itu, menurut Uking, salah satunya terjadi ketika Gunung Galunggung, Tasikmalaya meletus sekitar tahun 1982.

Abu vulkanik yang tebal menutupi kawasan cagar alam, termasuk rerumputan yang menjadi pakan banteng. Kondisi ini membuat banteng liar ini kelaparan dan berkurang populasinya, karena kondisi tebalnya abu vulkanik itu berlangsung berbulan-bulan.

Penyebab lainnya banteng mati akibat terperosok jurang atau tersesat ke pemukiman penduduk. "Banyak penyebab kematiannya, yang jelas satu yang tersisa ini kami pantau terus," kata Uking.

Selain itu bencana tsunami Pangandaran yang terjadi tahun 2006 juga memberi dampak yang buruk bagi kondisi ekosistem cagar alam dan penghuninya.

"Karena tinggal seekor, jadi sulit dijumpai. Belum lama sempat ada ke sini, dia terlihat di belakang kantor," kata Uking.

Menurut Uking, banteng betina itu berkelompok dengan dua ekor rusa.

"Setiap kali banteng terlihat, selalu ada dua rusa itu. Kemana-mana bersama, mungkin sudah jadi kelompok," kata Uking.

Mengenai opsi untuk membawa atau mencari banteng jantan, agar banteng betina itu bisa berkembangbiak, Uking mengaku pesimistis. Dia mensinyalir banteng betina itu sudah sulit beranak karena sudah terlalu lama tak kawin atau reproduksi. "Kecuali kalau ditambah sepasang lagi. Mungkin bisa berkembangbiak," kata Uking.

Perhatian sejumlah masyarakat terhadap kelestarian satwa bernama latin Bos javanicus itu, menurut Uking, cukup tinggi. Salah satunya dari politisi PDI Perjuangan, parpol berlambang banteng, pemenang Pemilu di Pangandaran berlambang banteng.

"Kemarin ada Ketua PDIP Jawa Barat, ya berdiskusi bersama kami dan merencanakan akan melakukan reintroduksi atau menambah populasi. Tentu kami sambut baik rencana itu," kata Uking.

Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin berharap masyarakat sekitar cagar alam harus ikut merawat dan menjaga kelestarian cagar alam Pananjung, termasuk menjadi satwa penghuninya.

"Cagar alam itu aset kita yang berharga. Baik untuk konservasi maupun wisata, kita harus ikut menjaga. Jangan dirusak jangan diburu, tapi harus dilestarikan," kata Asep yang juga politisi PDI Perjuangan.



Simak Video "Video: Berkemah di Kampung Ikan Lembah Tanjung Subang"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork