Pecinta kopi, cobalah datang ke Desa Munduk di Kabupaten Buleleng, Bali. Kamu dapat menyeruput kopi nikmat dengan bonus pemandangan bak di atas awan.
detikcom dalam rangkaian Ekspedisi 3.000 Kilometer bersama Wuling pada awal Oktober lalu berkunjung ke desa ini. Desa Munduk sendiri dikenal sebagai penghasil kopi sejak zaman Belanda namun sempat terhenti mulai tahun 1970-an karena dianggap tak lagi ekonomis. Banyak petani kemudian beralih menanam cengkeh, bunga, dan sayuran.
Produksi kopi kembali bergeliat sekitar 4 tahun belakangan yang diinisiasi petani dan tokoh masyarakat Desa Munduk bernama Putu Ardana. Motivasinya bukan semata soal ekonomi melainkan konservasi. Ia berpikir dengan mengajak masyarakat menanam kopi kembali, itu akan meminimalisir terjadinya bencana alam seperti tanah longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kopi yang ditanam di sana adalah jenis kopi arabika yang kemudian dinamakan Blue Tamblingan. Kopi ini ditanam tanpa menggunakan bahan kimia.
Kami menikmati kopi Blue Tambingan ini di kafe Don Biyu milik Putu Ardana. Karena ditanam secara alami, kopi ini memiliki cita rasa yang unik.
"Rasanya fruity, sering cenderung rasa cempedak juga. Kemudian manis dan earthy," Putu menjelaskan.
Kopi panas dipadukan dengan udara dingin khas Desa Munduk merupakan perpaduan yang pas. Udara di sana begitu segar. Maklum, desa ini berada pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.
Dengan posisi ini, kenikmatan kopi juga semakin sempurna karena traveler akan disuguhi pemandangan perkebunan dan hutan. Letak kafe yang berada di pinggir tebing, membuat sensasi ngopi di atas awan semakin terasa.
![]() |
Selain diseduh, traveler juga dapat membeli kopi Blue Tamblingan dalam bentuk biji atau bubuk. Harganya adalah Rp 85 ribu setiap 250 gram.
Uniknya, kemasan dari Blue Tamblingan ini ditulis manual oleh Putu. Ia akan menuliskan nama brand kopi miliknya satu per satu untuk setiap pesanan.
Nah, selain menikmati kopi, masih ada banyak kegiatan lain yang dapat traveler lakukan di sekitar Desa Munduk. Traveler dapat mengunjungi Air Terjun Melanting, Danau Buyan serta Danau Tamblingan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum