Sirkuit Mandalika mencuri perhatian dunia. Selain karena pemandangannya, ada sentuhan budaya yang terpampang di arena.
detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika menyambangi Pertamina Mandalika Internasional Street Circuit baru-baru ini.
Megah dan eksotis, begitulah pendapat pertama saat menginjakkan kaki di sirkuit ini. Pemandangan perbukitan dan pantainya seakan menyihir siapa pun yang datang.
Membedah sedikit soal sirkuit, Pertamina Mandalika Internasional Street Circuit memiliki panjang lintasan 4,31 km dengan lebar 15 meter. Di dalamnya sudah ada 17 tikungan yang harus ditaklukkan oleh pembalap.
Nah, dari 17 tikungan tersebut ada tiga tikungan yang terasa sangat Lombok. Tikungan 10, 16 dan 17 memiliki motif tenun subahnale dari Desa Sukarara.
Motif tenun ini dicat dengan warna merah dan putih di tiga tikungan tersebut. Tidak begitu panjang, persis di tikungan saja.
"Motif ini baru akan terlihat dari udara," ucap Cahyadi Wanda, vice presiden Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
Subahnale memang jadi motif tenun yang hanya ada di Desa Sukarara. Motif ini sungguh sakral dan tidak boleh ditenun sembarang perempuan.
Motif tenun subahnale hanya boleh dibuat oleh wanita yang sudah mengalami menopause. Saat pengerjaan, wanita harus menenun sambil berdzikir.
Begitu melantunkan kata subhanallah, seketika penenun akan mengantuk dan tertidur. Namun bukannya berhenti, tangan si penenun akan terus melanjutkan tenunan secara 'ghoib' hingga dirinya terbangun nanti.
Akulturasi ini sangatlah indah. Sirkuit Mandalika benar-benar terasa lokal dengan balutan kemajuan zaman.
Simak Video "Video KPAI: Harus Ada Efek Jera Buat yang Fasilitasi Perkawinan Anak"
(bnl/bnl)