Baju Lambung, 'Crop Top' Adat Perempuan Khas Suku Sasak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Baju Lambung, 'Crop Top' Adat Perempuan Khas Suku Sasak

bonauli - detikTravel
Minggu, 26 Des 2021 06:42 WIB
Motif Tenun khas Lombok Sasak yang bernama Subahnale ini sangat bernilai tinggi dan memiliki arti yang luas.
Baju Lambung adat sasak (Rachman_punyaFOTO)
Lombok Tengah -

Baju crop top atau atasan pendek seperut menjadi tren. Siapa sangka, Suku Sasak di Lombok juga punya dengan gaya tradisional dan penuh makna.

detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika menyambangi artshop tenun bernama Patuh di Desa Sukarara, Lombok Tengah. Patuh Cooperative adalah komunitas penenun kampung di Desa Sukarara.

Tiap wisatawan yang datang ke sana, akan diajak untuk menenun dan mencoba baju adatnya. Untuk baju adat laki-laki namanya pegon, sementara untuk wanita adalah baju lambung. Yang akan kita bahas adalah baju lambung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namanya baju lambung karena enggak sampai menutupi perut atau lambung," kata Yusuf, pemandu lokal.

Karena tidak menutupi perut, maka baju lambung harus dipasangkan dengan kain lempot. Kain lempot ini seperti stagen yang menguatkan ikatan kain sarung serta menutupi perut.

ADVERTISEMENT
Motif Tenun khas Lombok Sasak yang bernama Subahnale ini sangat bernilai tinggi dan memiliki arti yang luas.Baju Lambung bermotif subahnale Foto: Rachman_punyaFOTO

Kain Lempot juga jadi penanda strata sosial. Kain lempot yang masih memakai benang biasa dalam motif tenunan biasanya diperuntukkan untuk para gadis.

"Kalau ada unsur benang emasnya di tenunan kain, berarti si pemakai telah menjadi seorang ibu," ujar Yusuf.

Namun kini benang emas yang digunakan sudah sintetis. Kalau emas asli, harganya pun mahal sekali.

Warna dasar bajunya adalah hitam. Dalam masyarakat Lombok, warna hitam memiliki arti yang sangat dalam. Warna ini membuang kasta yang ada di antara masyarakat.

Proses Pembuatan Tenun Khas Sasak Lombok yang bernilai tinggiProses Pembuatan Tenun Khas Sasak Lombok yang bernilai tinggi Foto: Rachman_punyaFOTO

"Hitam juga jadi warna watak suku Sasak yang tegas berwibawa," dia menjelaskan.

Baju adat masih digunakan sampai sekarang dalam pertemuan adat seperti pernikahan. Sehingga tak ada perbedaan mencolok di masyarakat.

"Harga baju lambung kalau lengkap Rp 2-5 juta. Untuk benang yang imitasi harganya Rp 600 ribuan," kata Amin, koordinator dari Patuh Cooperative.

Sementara itu, untuk baju lambung yang biasa dan sarung imitasi akan dibanderol dengan harga Rp 350-400 ribuan.

[Gambas:Video 20detik]






(bnl/fem)

Hide Ads