Tarian menjadi salah satu budaya dari banyak daerah di Indonesia. Punya keunikan masing-masing, tari yang satu ini bernama Parasean.
detikTravel bersama Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika melakukan perjalanan ke Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Di sana, kami menikmati sebuah tarian tradisional.
Namanya Parasean. Tak seperti tarian lainnya, Parasean hanya dilakukan oleh pria. Lebih mirip dengan latihan perang, Parasean dimainkan berpasangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parasean menggunakan dua alat yaitu cemeti (cambuk) dan ende (tameng). Cemeti terbuat dari rotan yang dilapisi dengan aspal. Ini mengapa warnanya hitam legam.
![]() |
Baca juga: Foto: Desa Sembalun yang Menolak Modernisasi |
Sudah bisa ditebak, tarian ini adalah ajang cambuk yang menantang. Secara bergantian, para pemain akan mencoba mencambuk satu sama lain.
Siapa sangka, zaman dulu, Parasean dilakukan untuk beberapa hal. Yang pertama adalah memanggil hujan. Kegiatan ini biasa dilakukan pada bulan-bulan Oktober sebagai tanda minta hujan.
"Semakin banyak darah yang tumpah, kemungkinan akan makin cepat turun hujannya," kata Abdul Rozak, pemandu lokal.
![]() |
Ritual akan berakhir jika sudah banyak darah yang tertumpah atau tameng dari lawan jatuh.
Selain sebagai pemanggil hujan, Parasean juga menjadi ajang latihan para tentara kerajaan zaman dulu. Sehingga mereka tetap bisa lincah saat melawan musuh.
Di masa kini, Parasean dijadikan sebagai tarian sambutan. Bahkan di festival, Parasean begitu digemari oleh turis internasional.
![]() |
"Kalau lagi festival, ada kelas bulu. Jadi pepadu (pemain parasean) diambil dari penonton. Turis senang yang kaya gitu," ujarnya.
Meski luka-luka, namun para turis mengaku gembira saat berpartisipasi. Para pemain Parasean tak menyimpan dendam saat permainan selesai.
"Setelah selesai, semua berpelukan dan saling minta maaf," kata dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!