Kabupaten Cianjur menawarkan beragam makanan khas yang bisa menjadi buah tangan. Ada empat makanan tradisional Cianjur nih yang wajib dicicipi.
Makanan-makanan tradisional itu bertahan hingga kini dengan mempertahankan rasa dan kualitas. Sebagian memilih untuk mengemasnya dengan cara yang lebih kekinian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut empat daftar makanan khas Cianjur yang tetap eksis hingga sekarang:
1. Manisan Cianjur
Mendengar kata manisan yang da di benak adalah olahan buah yang terasa manis dan segar. Di saat tingkat kunjungan wisata ke Cianjur berkurang akibat adanya tol Cipularang, oleh-oleh khas Cianjur ini tetap eksis dan digemari banyak orang.
Toko manisan khas Cianjur ini pun banyak tersebar dan mudah ditemukan di pinggir jalan, mulai dari jalur Ciranjang-Cianjur, DR Muwardi, Jalan Raya Sukabumi, dan Jalur Cipanas-Puncak.
![]() |
Tidak hanya manisan, setiap toko juga menjual oleh-oleh khas Cianjur seperti tauco, serta beberapa makanan ringan yang dikemas menggunakan plastik.
Manisan terdiri dari tiga jenis, yakni manisan basah, setengah basah, dan kering. Meski berbeda cara olahan, tapi citarasa yang diberikan tetap sama, rasa manis dan segarnya buah, serta renyahnya buah juga terasa.
Umumnya manisan Cianjur hanya terdiri dari beberapa jenis buah, seperti mangga, salak, pala, dan kedondong. Namun seiring waktu, inovasi terus dilakukan, bahkan sekarang tidak hanya buah yang diolah jadi manisan, sayuran seperti wortel, tomat, timun, paria, serta cabai menjadi olahan bercita rasa manis ini.
2.Roti Dawegan (Rogan)
Rogan juga menjadi salah satu dari banyak makanan khas Cianjur yang tetap eksis. Kuliner yang mulai populer sejak beberapa tahu lalu itu ialah Rogan yang merupakan singkatan dari bahan baku utama kuliner manis ini, yakni roti dan dawegan atau kelapa muda.
Rogan sup memiliki citarasa yang unik, gurih dan segarnya air kelapa muda bercampur dengan manisnya roti dan susu kental manis menjadi perpaduan rasa yang kaya. Tak ketinggalan, kolang-kaling dan kacang hijau dalam sup Rogan juga menjadi pelengkap kuliner tersebut.
![]() |
Tak hanya dari segi rasa, aroma khas daun pisang dalam kuah dan daun pisang yang menjadi pembungkus kuliner memuat makanan tradisional Cianjur itu sempurna.
Proses pembuatan Rogan sup cukup sederhana, seluruh bahan dimasukkan dalam pembungkus pisang, kemudian di masukan kuah santan yang bercampur susu kental manis.
Setelah dibungkus rapat, kemudian Rogan dimasukkan dalam panci untuk dikukus selama 20 menit. Setelah dirasa matang dan saung pisang berubah warga, Rogan bisa diangkat dan disajikan.
3. Geco (Toge Tauco)
Banyak orang mungkin sudah mengenal kuliner toge goreng khas Bogor. Namun tidak banyak yang tahu jika di Kabupaten Cianjur juga ada makanan legendaris yang serupa namun tak sama. Nama makanan khas Cianjur ini ialah Geco, olahan makanan yang memadukan toge rebus dan kuah tauco ini.
![]() |
Nama Geco ini diambil dari bahan dasar utamanya yakni taoge atau toge dan tauco.
Iding Jaenudin (60), menjadi salah satu dari beberapa penjual Geco yang masih bertahan hingga sekarang. Gerobak biru di depan salah satu toko di dekat Masjid Agung Cianjur pun tak pernah sepi pembeli.
Iding mengatakan jika makanan khas Cianjur ini begitu populer di tahun 1960 hingga tahun 1990-an.
"Geco ini sudah ada sejak 1947, tapi mulai populer pada 1960. Dari orangtua hingga anak-anak, jajannya Geco. Sekilas Geco ini mirip dengan toge goreng, tapi bumbu tauco yang membedakannya. Rasa unik dari tauco itu yang membuat Geco ini digemari," ujar Iding.
Ia menjelaskan untuk menyajikan makanan ini, mula-mula bahan utama yakni toge direbus selama sekitar 5 menit di atas wajah khusus berisi sedikit air. Setelah matang, toge pun diangkat dan disimpan di atas daun pisang yang menjadi pengganti piring atau mangkuk.
Selain itu irisan ketupat, tahu, dan tempe pun kemudian disusun di atasnya. Sebagai pelenggkap dan juga yang menjadi pembeda dengan toge goreng, mie aci atau yang juga dikenal mie golosor pun ditambahkan.
Tak ketinggilan dan yang paling penting, kuah tauco yang sudah diracik dengan bumbu dan rempah lainnya disirimkan diatasnya dengan ditambahkan sedikit cuka aren.
Rasa manis, asam, gurih menjadi perpaduan yang sempurna. Membuat lidah begitu dimanjakan. Dan bagi penyuka pedas, bisa ditambahkan sambal cabai merah.
4. Tauco
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dikenal dengan nama Kota Tauco. Bukan tanpa alasan, sebutan Tauco ini masih melekat lantaran Cianjur jadi penghasil bumbu masak dari fermentasi kacang kedelai. Bahkan Tauco Cianjur terkenal hingga berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan sejak 2017 lalu, jika singgah ke Cianjur kita bisa melihat sebuah tugu Tauco kokoh berdiri di persimpangan jalan Dr Muwardi dan Jalan Hos Cokroaminoto Cianjur.
Tauco juga mudah ditemukan, mulai dari toko oleh-oleh, hingga di terminal dimana penjual menjajakan tauco pada penumpang bus antar kota atau antar provinsi.
![]() |
Terdapat beberapa produsen tauco yang masih bertahan dari dulu hingga sekarang. Salah satunya ialah Tauco Cap Meong yang didirikan Nyonya Tasma sejak 1880. Produksi Tauco Nyonya Tasma bahkan diteruskan dari generasi ke generasi.
Frank Tasma, generasi keempat penerus dan pengelola Tauco Cap Meong menjelakan jika proses pembuatan tauco cukup panjang. Dimulai dari memilah butiran kedelai, pencucian, direbus selama 5-6 jam, dijemur setengah kering, fermentasi selama tiga hari, lalu direndam air garam sampai kering kira-kira mencapai 10 hari.
Setelah proses perendaman dan penjemuran selesai, tauco yang sudah mengendap akan dimasukkan ke dalam tempat dari alumunium.
Namun berikutnya, bahan tauco itu dimasukkan pada tempat andalan yakni guci asli Cina yang berusia 100 tahun dan telah digunakan sejak awal merintis bisnis tauco. Di dalam guci, tauco disimpan selama 3 bulan ke depan atau lebih agar rasa semakin mantap.
Tidak ada resep rahasia sama sekali, yang jelas Tauco Nyonya Tasma hanya mempertahankan rasa dan proses memasak seperti yang dulu.
"Sejak dulu kita pertahankan cara pengolahan secara tradisional untuk mempertahankan rasa," kata dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!