Surabaya memiliki berbagai tempat-tempat ikonik yang sayang untuk dilewatkan. Kota Pahlawan ini memiliki berbagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi
Dikumpulkan detik Travel dari berbagai sumber, berikut lima wisata Surabaya yang sayang untuk dilewatkan. Check it out.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Alun-alun Surabaya
Tempat pertama yang perlu traveler kunjungi saat berlibur ke Surabaya adalah alun-alun kotanya. Berada di kompleks Balai Pemuda, traveler bisa belajar sejarah Kota Surabaya.
Kompleks Balai Pemuda dilengkapi dengan Gedung Balai Budaya, Perpustakaan, Rumah Bahasa, dan Matematika. Di sekitarnya juga dibangun taman yang indah dengan air mancur cahaya warna-warni.
Basement Alun-alun Surabaya dibuka untuk umum mulai hari ini. Area itu pun bisa jadi destinasi wisata alternatif bagi warga dan wisatawan yang kunjungi Surabaya Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom |
Ada area basement atau alun-alun bawah tanah sering menjadi tempat acara hingga pameran.
Kini traveler yang mau mengunjungi basement harus mendaftar online dulu di tiketwisata.surabaya.go.id dan sudah vaksin minimal dosis 2. Sementara, untuk area outdoor tidak perlu mendaftar.
2. Jembatan Suroboyo
Pemkot Surabaya kembali membuka Jembatan Suroboyo yang menyuguhkan air mancur menari. Pengunjung antusias menikmatinya. Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim |
Jembatan Suroboyo atau Kenjeran menjadi tempat wisatawan melihat matahari terbit dan terbenam dengan pemandangan laut dan pantai yang membentang.
Pada sisi kiri dan kanan terdapat bunga yang cantik. Pengunjung pun bisa berfoto dengan berbagai spot di area jembatan.
Wisatawan juga bisa kembali menyaksikan air mancur menari pada hari Sabtu dan Minggu tanpa dipungut biaya. Sebanyak 20 UKM dilibatkan dari Kecamatan Bulak dan THP.
3. Tugu Pahlawan
taman tugu pahlawan surabaya Foto: Tedi Permana/dTraveler |
Ikon Kota Surabaya ini mengajak traveler untuk lebih dekatdengan Kota Surabaya. Memiliki tinggi 41,15 meter, bentuknya seperti paku terbalik.
Monumen ini dibangun untuk memperingati perang pada 10 November 1945. Saat itu, arek-arek Suroboyo tengah berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah Indonesia kembali.
4. Jalan Tunjungan Surabaya
Jalan Tunjungan atau Tunjungan Romansa menjadi jalan bersejarah di kota pahlawan. Dahulu, kawasan ini bernama Petoenjoengan.
Jalan Tunjungan, Surabaya ditetapkan sebagai kawasan wisata dan diberi nama 'Tunjungan Romansa'. (Foto: Faiq Azmi) |
Di sepanjang jalannya terdapat bangunan lawas. Salah satunya Siola. Gedung ini dibangun oleh konglomerat Inggris, Robert Laidlaw.
Terdapat banyak spot foto yang dihiasi berbagai mural. Tak ketinggalan, ada aneka produk UMKM, tempat pertunjukan seni hingga budaya hingga kuliner.
5. Pantai Kenjeran
Pantai Kenjeran Surabaya Foto: Hilda Meilisa Rinanda |
Selain wisata sejarah, Surabaya juga punya pantai kebanggaan warganya. Sambil menikmati keindahan pantai, traveler bisa menikmati kuliner lontong kupang dengan sajian es kelapa muda.
Traveler juga bisa keliling area pantai dengan menyewa perahu, atau yang mau foto-foto juga tersedia jembatan instagramable. Tak kalah menarik, suvenir atau toko oleh-olehnya menyediakan gelang, kalung hingga hiasan dinding. Ada pula makanan khas seperti ikan asap, hingga kering dengan harga yang murah.












































Basement Alun-alun Surabaya dibuka untuk umum mulai hari ini. Area itu pun bisa jadi destinasi wisata alternatif bagi warga dan wisatawan yang kunjungi Surabaya Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom
Pemkot Surabaya kembali membuka Jembatan Suroboyo yang menyuguhkan air mancur menari. Pengunjung antusias menikmatinya. Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim
taman tugu pahlawan surabaya Foto: Tedi Permana/dTraveler
Jalan Tunjungan, Surabaya ditetapkan sebagai kawasan wisata dan diberi nama 'Tunjungan Romansa'. (Foto: Faiq Azmi)
Pantai Kenjeran Surabaya Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Warga Baduy Dalam Ditolak RS karena KTP, Potret Buruk Layanan Kesehatan Masyarakat Adat