Bukan cuma di Makam Peneleh, ada tempat lain di Surabaya yang merupakan bekas bangunan Freemason. Salah satunya yaitu Gedung BPN Surabaya.
Hal ini diungkapkan salah satu Pengamat Sejarah, Kuncarsono Prasetyo. Kuncar, panggilan akrabnya, menyebut bangunan yang kini ditempati Badan Pertanahan Nasional (BPN) di kawasan Tunjungan juga bekas bangunan Freemason.
Sebab, di bangunan itu terdapat jangka dan mistar yang membentuk wujud 2 segitiga. Gambar ini lengkap dengan bentuk saling berjabatan yang diyakini menjadi ikon kelompok elite Freemason.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, di bangunan itu juga ada tulisan 1811 yang menandakan tahun dibuatnya bangunan tersebut. Ada pula prasasti dan tanggal pada bangunan yang dulunya merupakan bekas loji Freemasonry masa VOC di Surabaya.
"Banyak, Mas, yang Freemason. Kalau Freemason, ya jangka dan penggaris itu lambangnya," kata Kuncar, Selasa (24/5/2022).
Salah satu referensi yang menunjukkan adanya aktivitas Freemason di Surabaya adalah buku yang ditulis Theo Stevens berjudul Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda 1764-1962.
Stenvens menulis, pada 1836 silam, Raden Saleh seorang pelukis besar pionir seni modern Tanah Air dilantik menjadi anggota Tarekat Kemasonan di Loji Eendracht Maakt Mach di Den Haag, Belanda.
Peristiwa itu, kata Stevens, menjadikan Raden Saleh sebagai warga asli Hindia Belanda pertama yang menjadi anggota kelompok persaudaraan Kemasonan. Jejak langkah Raden Saleh sebagai pria asli Hindia Belanda di Tarekat Kemasonan diikuti oleh Abdul Rahman, seorang keturunan Sultan Pontianak.
----
Artikel ini sudah naik di detikJatim dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan