Tanah Flores kaya akan adat dan budaya. Salah satu yang paling menarik adalah ragam tariannya. Beberapa tari tradisional khas Flores dapat ditemukan di desa wisata Liang Ndara.
Liang Ndara merupakan salah satu desa wisata di Flores. Desa wisata ini merupakan satu dari 94 desa wisata yang terdaftar di Kabupaten Manggarai Barat.
Desa Wisata Liang Ndara menawarkan pesona alam dan pertunjukan adat kepada para pengunjungnya. Setiap pengunjung yang datang akan disambut dengan ritual adat penyerahan ayam putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ritual ini dilakukan untuk menyaring roh baik dan jahat. Sedangkan pemberian ayam putih menyimbolkan bahwa pengunjung diterima oleh masyarakat setempat.
Tidak sampai di situ, pengunjung Liang Ndara juga akan dijamu dengan air tuak. Tuak ini melambangkan air untuk melepas penat.
Bagi pengunjung yang tak mengkonsumsi alkohol tidak perlu khawatir. Tidak semua pengunjung harus meminumnya, jamuan ini bisa dilakukan secara simbolis dengan mengangkat gelas.
![]() |
Setelah penyambutan selesai, pengunjung akan disuguhi pertunjukan tarian-tarian khas dari Manggarai. Salah satunya yaitu Tari Caci.
Tari Caci merupakan salah satu tarian tradisional yang kini sudah mulai dikenal banyak orang. Tari ini merupakan tarian perang yang hanya dilakukan oleh para pria.
Tari Caci terinspirasi dari ajang adu kekuatan para pemuda yang turun temurun dilakukan. Tarian ini awalnya hanya ditampilkan saat acara-acara perayaan, seperti saat musim panen dan ritual tahun baru.
Setelah dikenal dengan lebih luas, tarian ini kemudian menjadi salah satu cara untuk menyambut wisatawan. Keberadaan tarian ini juga menjadi salah satu daya tarik andalan Tanah Flores.
Desa wisata Liang Ndara termasuk desa yang melestarikan dan menampilkan tarian ini secara rutin. Desa wisata ini memiliki beberapa sanggar yang mendidik masyarakatnya untuk melestarikan tarian ini sejak dini.
Bagi traveler yang senang menyaksikan pertunjukan tradisional, Liang Ndara dapat menjadi pilihan destinasi yang tepat. Tidak hanya menyaksikan, tapi pengunjung juga diberi kesempatan untuk terlibat dalam tarian.
Di masa pemulihan pasca pandemi ini desa wisata tetap menerima kunjungan dengan leluasa. Mengenai keamanan dan kebersihan kunjungan, traveler tak perlu khawatir. Desa wisata ini menerapkan protokol kesehatan dengan cukup baik.
(ysn/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!