Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Kamis, 29 Sep 2022 18:45 WIB

DOMESTIC DESTINATIONS

Ingat G30S PKI, 3 Tokoh Ini Dikenang Jadi Nama Jalan & Taman di Bandung

Kunjungan wisatawan ke Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution diprediksi akan meningkat saat libur lebaran berlangsung. Taman Lalu Lintas ini memiliki wahana berwisata bagi anak-anak di ruang terbuka.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution di Bandung. Foto: (Siti Fatimah/detikcom)
Bandung -

Gerakan 30 September atau G30S PKI yang terjadi 57 tahun silam masih terus diingat hingga saat ini. Banyak nama tokoh yang gugur dikenang menjadi nama jalan.

Salah satu peristiwa berdarah paling pahit dalam sejarah Indonesia adalah Gerakan 30 September atau G30S PKI. Peristiwa ini terjadi pada 30 September-1 Oktober 1965, tepatnya 57 tahun yang lalu.

Peristiwa pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini mengincar perwira-perwira tinggi TNI Angkatan Darat Indonesia. G30S PKI disebut bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi sebuah negara komunis.

Secara keseluruhan terdapat tujuh perwira yang menjadi target. Ketujuh perwira tersebut adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Menhankam/Kasab Jenderal A. H. Nasution, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Selain ketujuh tokoh tersebut, masih ada juga tokoh-tokoh lain yang menjadi korban. Di Bandung, terdapat tiga nama tokoh yang dikenang menjadi nama jalan dan taman. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 3 lokasi yang berkaitan dengan G30S PKI di Bandung:

1. Jalan Ahmad Yani

Salah satu jalan paling panjang di Kota Bandung ini diambil dari nama seorang Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI. Jalan sepanjang 5.36 km ini membentang dari Simpang Lima Asia Afrika Bandung sampai Jalan A. H. Nasution.

Ia merupakan kelahiran Purworejo, Jawa Tengah dan telah berkecimpung di dunia militer sejak zaman penjajahan. Jenderal Ahmad Yani dikenal sebagai anak emas Presiden Soekarno.

Sang Jenderal ini gugur di usia 43 tahun dalam peristiwa G30S PKI. Ia tewas setelah tubuhnya diberondong peluru pada Kamis, 30 September 1965. Jenderal Ahmad Yani kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, pada 5 Oktober 1965.

2. Jalan Abdul Haris Nasution (A.H Nasution)

Di Kota Bandung, ujung Jalan Ahmad Yani bertemu dengan ujung Jalan A. H. Nasution. Ruas jalan A. H. Nasution ini memiliki panjang jalan sekitar 5,01 km yang membentang hingga bertemu Jalan Raya Ujung Berung.

Jenderal Abdul Haris Nasution merupakan kelahiran Desa Huta Pungkut, Kecamatan Kotanopan, Tapanuli Selatan. Ia merupakan seorang guru yang kemudian beralih ke bidang militer. Pada tahun 1958 ia sempat menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional/KSAD.
Jenderal A.H Nasution merupakan satu-satunya jenderal yang menjadi target G30S PKI yang selamat. Meski begitu, dalam peristiwa ini ia kehilangan sang anak, Ade Irma Suryani Nasution, dan ajudannya, Kapten Pierre Andreas Tendean.

3. Taman Ade Irma Suryani Nasution

Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution terletak di Jalan Belitung No. 1, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Berbeda dengan sang ayah, Kota Bandung mengenang Ade Irma menjadi nama dari sebuah taman.

Ia merupakan putri bungsu dari Jenderal A. H. Nasution. Saat peristiwa mengerikan itu terjadi, Ade Irma tengah digendong oleh adik A. H. Nasution. Saat adik Jenderal Nasution ini membuka pintu kamar, rentetan tembakan yang dilepaskan pasukan Cakrabirawa menghujam Ade Irma Suryani. Sebanyak tiga peluru terbenam di punggungnya.

Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto untuk diberikan pertolongan. Sayangnya, setelah menjalani perawatan intensif selama 5 hari, Ade Irma Suryani mengembuskan napas terakhirnya.

Ade Irma dimakamkan di Jakarta pada 7 Oktober 1965. Di nisan putrinya, A. H. Nasution menuliskan sebuah kalimat. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu," begitu tulis Nasution.

Artikel ini telah tayang di detikJabar. Baca selengkapnya di sini.



Simak Video "Lukas Tumiso, Eks Tapol Penyintas Pulau Buru"
[Gambas:Video 20detik]
(ysn/ysn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA