DOMESTIC DESTINATIONS
Mitos Dawet Ponorogo, Bila Sentuh Tatakan Harus Menikahi Penjualnya

Dawet merupakan minuman khas Jawa yang jenisnya beragam. Misalnya di Ponorogo ada dawet jabung yang punya mitos unik.
Seperti namanya, dawet jabung berasal dari Desa Jabung di Ponorogo. Sama seperti dawet pada umumnya, minuman ini terbuat dari santan dan gula merah, dengan isian ketan hitam dan irisan buah nangka. Tak lupa ada pula bulir dawet yang wajib ada dalam satu mangkok.
Unsur pembeda dawet jabung dengan dawet lainnya adalah adanya gempol. Gempol ini terbuat dari tepung beras yang sekilas mirip mochi dengan tekstur kenyal saat digigit.
Dawet jabung ini semakin segar dengan tambahan es batu dalam mangkoknya. Tak ayal, dawet jabung kerap diburu di siang hari yang panas.
Dawet jabung ini disajikan dalam mangkok yang di dialasi tatakan atau lepek. Ada mitos yang mengatakan bila pembeli memegang lepek tersebut, ia harus menikahi penjualnya.
Mengenai mitos ini, detikTravel sempat bertanya pada salah satu penjual dawet jabung di Kota Ponorogo yakni Bu Matun. Sampai sekarang, pembeli dawet Bu Matun memang tidak diperkenankan memegang bahkan mengambil lepek yang digunakan untuk menyajikan dawet.
Hanya saja, Bu Matun tak mengkaitkan hal tersebut dengan mitos. Ia melarang pembeli mengambil lepeknya supaya lepek itu dapat digunakan berulang kali untuk menyajikan dawet pada pembeli lainnya.
"Kalau lepeknya diambil, aku mengantar dawet orang lain pakai apa?" katanya kemudian tertawa.
Tak cuma Bu Matun, mengutip detikNews, kebanyakan penjual dawet di Desa Jabung sendiri sudah tidak terlalu mengacu pada mitos yang mewajibkan pemegang lepek menikahi penjualnya. Hanya saja, hampir semua penjual dawet jabung masih memegang tradisi dan tak membiarkan pembeli memegang lepeknya.
Simak Video "Beli Dawet di Ponorogo Harganya Cuma Rp 1.500 "
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)