TRAVEL NEWS
Nelangsa Reog Ponorogo Tak Jua Didaftarkan RI ke UNESCO
Para pegiat Reog Ponorogo kecewa kesenian itu tak kunjung didaftarkan Indonesia sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO. Padahal, semua komponen penilaian sudah lengkap.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaam, Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) memilih jamu untuk diajukan ke Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO atau sebagai warisan budaya takbenda. Jamu mengalahkan Reog Ponorogo yang selama beberapa tahun belakangan digadang-gadang jadi calon kuat.
Keputusan ini menuai kekecewaan dari seniman dan masyarakat Ponorogo. Tak terkecuali para pegiat Reog Ponorogo yang sudah susah payah menyusun dan melengkapi syarat agar kesenian itu mampu diakui dunia.
detikcom sempat berbincang dengan peneliti Reog Ponorogo, Rido Kurnianto yang juga sudah dua kali mempresentasikan keunggulan kesenian ini agar lolos ke ICH UNESCO. Pada tahun 2018, Reog Ponorogo hanya sanggup masuk 3 besar. Sementara pada tahun 2022, reog nyaris menjadi pemenang.
"Tahun 2022 saya presentasi, membuat naskah, membuat PPT (Power Point) lagi. Masuk tiga besar, ada jamu, tempe, dan reog. Lalu diperbaiki lagi dengan mengisi item-item lagi, lalu masuk 2 besar," kata Rido.
"Kalau data yang saya terima, nomor satu reog. Tapi dalam forum terbatas yang disampaikan adalah jamu. Yang diberangkatkan 2023 ke Paris adalah jamu," imbuhnya.
Rido membeberkan, Reog Ponorogo sudah memenuhi seluruh aspek penilaian yang menjadi syarat pengajuan ke ICH UNESCO. Salah satu aspek penting soal pelestarian juga terpenuhi karena kesenian ini diberdayakan secara terstruktur dari mulai kanak-kanak sampai dewasa.
"Kita punya item yang sangat lengkap. Jadi misalnya sisi inklusivitas reog, terpenuhi. Sisi pewarisannya, terpenuhi. Sisi pembangunan keberlanjutan, terpenuhi. Tidak melanggar HAM, bulu merak dari peternakan, kepala macan pakai imitasi substitusi kulit kambing yang dibatik pola kepala macan," ujarnya.
"Jadi aspek-aspek itu saya kira di perspektif ICH UNESCO sudah sangat lengkap. Bahkan pewarisannya sistematis mulai dari PAUD sampai orang tua. Mulai dari rakyat sampai orang berpendidikan, pesantren, dan luar negeri," tambahnya.
Senada dengan Rido, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Kadisbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi juga menjelaskan bahwa Reog Ponorogo menyimpan nilai-niai adiluhung. Menurutny reog sangat layak diajukan ke UNESCO.
"Di reog ini ada nilai tinggi. Di situ ada saling menghormati, kebersamaan, gotong-royong, kerukunan, saling menyamakan kesetaraan gender, tidak memaksakan kehendak dan tidak melanggar HAM. Ini adalah value warisan budaya takbenda yang seharusnya sudah listed ke ICH UNESCO," paparnya.
Judha berharap pemerintah dapat segera mendaftarkan reog ke UNESCO. Ia ingin pemerintah lebih cepat daripada keburu diklaim negara lain.
"Negara lain juga ingin memuliakan dan melestarikan reog karena reog budaya yang eksotik dan mengandung nilai-nilai. Karenai tu sudah waktunya dan tidak boleh ditawar lagi, Reog Ponorogo ini harus segera dilindungi, didaftarkan di ICH UNESCO," pungkasnya.