Pura Lempuyang Luhur Bali adalah pura terbaik yang pernah kami kunjungi. Alasannya ada dua, yakni pemandangan alam yang ciamik dan layanan yang memuaskan.
Namun, meski demikian, tetap ada catatan yang bisa kami berikan terhadap Pura Lempuyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasan kami dari dua hal di atas, yakni:
1. Tiket masuk dan layanan Pura Lempuyang
Pura Lempuyang adalah destinasi wisata religi yang kami anggap terbaik setelah mengunjungi beberapa pura. Kesan pertama adalah destinasi ini memiliki lahan parkir yang begitu luas, cukup untuk beberapa bus besar dan mobil.
Di sini juga ada toilet yang bisa digunakan untuk umum. Berlokasi di sekitar warung-warung, traveler harus membayar sebesar Rp 5.000 dalam sekali pakai.
![]() |
Tiket pertama yang harus traveler bayar ada di sini, dari tempat parkir. Semua traveler yang datang akan naik shuttle dengan biaya Rp 45.000 PP, yang terbilang cukup mahal untuk perjalanan hanya sekitar 5 menit.
Tiket kedua yang harus traveler bayar adalah biaya masuk ke Pura Lempuyang. Tiap traveler dalam negeri harus membayar Rp 30.000 sudah termasuk fasilitas kain sarung dan lembaran kertas untuk antre foto di gerbang The Gateway to Heaven.
Beruntung, warung yang kami singgahi tidak menerapkan harga turis untuk makanannya. Jadi, harga yang pedagang beri memang seperti harga di warung-warung biasa.
2. Pemandangan Pura Lempuyang
Pemandangan dari gerbang The Gateway to Heaven Pura Lempuyang bisa dibilang adalah yang terbaik. Traveler bisa melihat Gunung Agung jika cuacanya terang.
Memang tiada penghalang dari The Gateway to Heaven Pura Lempuyang karena berlokasi di Puncak Gamongan. Jika traveler ingin melihat semua bangunan, naiklah tangga menuju pura utama.
Jadi, saran kami datanglah ke Pura Lempuyang di waktu musim kemarau atau di saat perkiraan cuaca menunjukkan langit cerah. Datanglah sepagi mungkin karena antrean di sana akan mengular jika datang agak siang.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!