Menelusuri Sisa-sisa Peninggalan Masyarakat Portugis di Jakarta

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 09 Jan 2023 18:35 WIB
Foto: Kampung Tugu di Cilincing, Jakarta Utara (Weka Kanaka/detikTravel)
Jakarta -

Banyak orang tahu kalau Jakarta merupakan kota yang multietnis. Tapi tak banyak yang tahu kalau di Jakarta ada kampung Portugis. Mari kita telusuri yuk!

Jakarta merupakan kota yang kaya akan sejarah. Hal itu tidak mengherankan, karena kota Jakarta yang dahulu merupakan Batavia, merupakan kota besar sejak zaman kolonial Belanda.

Selain menjadi kota pelabuhan, Jakarta pun menjadi pusat ekonomi sejak zaman dulu. Hal tersebut membuat kultur dan sejarah yang ada di sini jadi sangat majemuk.

Termasuk sejarah dari kaum Portugis yang sempat berlabuh di Indonesia pada tahun 1511. Hingga kini, di Jakarta ternyata terdapat peninggalan Portugis yaitu tepatnya di Kampung Tugu yang berada di Cilincing, Jakarta Utara.

Kampung ini menyimpan beberapa peninggalan dari bangsa Portugis. Mulai dari bangunannya, kulturnya, hingga beberapa keturunannya.

Tim detikcom berkesempatan untuk mengunjungi kampung Tugu di tengah perayaan besar yang rutin mereka lakukan, yaitu mande-mande. Acara ini merupakan pesta adat rutin tahunan yang diadakan oleh masyarakat kampung Tugu dari turun-temurun.

Kampung Tugu Foto: Weka Kanaka/detikTravel

Acara mande-mande sendiri dirayakan setiap di awal tahun, sebagai perayaan menyambut tahun baru. Sebenarnya ada dua pesta adat yang dilakukan oleh masyarakat kampung Tugu saat menyambut tahun baru, yaitu Rabo-rabo dan mande-mande.

Ira Lathief, Pengurus Wisata Kreatif Jakarta (WKJ), selaku guide pada acara mande-mande kali ini pun menjelaskan terkait kedua perayaan besar masyarakat tugu tersebut. "Mereka punya dua perayaan paling besar, yang pertama tuh tanggal 1 rabo-rabo. Jadi rabo-rabo itu adalah tradisi kroncongan keliling kampung, pas tanggal 1,".

"Jadi rabo itu artinya ekor, ekor mengekor, jadi misalnya dia main keroncong terus mendatangi satu rumah, terus jalan lagi ke rumah yang berikutnya, terus rumah yang sebelumnya didatangi harus mengirimkan satu perwakilan, dan terus begitu mengekor panjang," jelas Ira kepada tim detikcom dan juga peserta wisata tour WKJ.

Kampung Tugu Foto: Weka Kanaka/detikTravel

Selepas itu Ira pun menjelaskan terkait perayaan mande-mande yang menjadi puncak tahun baru bagi masyarakat tugu. "Nanti sudah selesai puncaknya baru mande-mande, puncaknya yang ini, lebarannya orang tugu malah. Jadi kalo mande-mande mereka dengan cemong-cemongin muka,".

"Mencemong muka tersebut itu sebagai wujud saling maaf-memaafkan antara masyarakat sini," begitu Ira menjelaskan.

Selain itu pesta perayaan mande-mande yang tim detikcom hadiri dipandu oleh alunan musik keroncong dari band lokal yang sudah tersohor, yaitu Krontjong Toegoe. Adapun lagu keroncong itu sendiri dalam sejarahnya merupakan alunan musik yang mendapatkan pengaruh dari Portugis.

Kampung Tugu Foto: Weka Kanaka/detikTravel

Ira menjelaskan bahwa tidak sepenuhnya benar, tidak sepenuhnya salah. Karena kalau kita ke Portugis gak ada yang namanya musik keroncong. Musik keroncong sendiri itu berawalnya dari sini, cuman diawali oleh orang-orang keturunan Portugis.

"Tapi karena mereka ingin menghibur diri, akhirnya mereka membuat alat musik dari kayu-kayu di hutan. Dari alat musik itu mereka mengeluarkan suara crong-crong-crong, nah itu yang menjadi asal-usul dari nama keroncong. Jadi itu berawal dari sini," begitu penjelasan dari Ira.

Selain perayaan adat yang dilakukan tersebut, terdapat pula bekas peninggalan bangsa Portugis di Jakarta, yaitu Gereja Protestan Tugu yang dibangun sejak tahun 1748 dan sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Jakarta sejak tahun 1999.

Sedangkan untuk bahasa Portugis sendiri sudah jarang ditemukan masyarakat yang menggunakan dan memahaminya. Tetapi terdapat beberapa orang yang masih mempelajarinya, seperti misalnya Arthur Michiels, selaku keturunan ke-10 keluarga Michiels, yaitu keturunan orang Portugis yang bermukim di Jakarta.

"Kalau berbahasa Kreol (Portugal) di Tugu sudah sangat sulit ditemukan, tapi kalo saya masih mempelajari." terang Arthur.

Sedangkan dirinya pun menjelaskan beberapa bahasa portugis yang berhubungan dengan bahasa Indonesia saat ini.

"Seperti jendela, itu sebenarnya riil bahasa Portugis. Meja, kemeja, mentega, terigu, bendera, sepatu, itu semua bahasa Portugis. Sama penyebutannya juga, cuman tulisannya yang berbeda," jelas Arthur

"Begitu juga porta, porta itu pintu, jadi portal. Ronda jadi keliling, artinya keliling juga, itu dari bahasa Portugis juga. Terus almario jadi almari atau lemari. Jadi banyak bahasa Portugis atau Kreol yang jadi bahasa Indonesia," tambah Arthur mencoba mengenalkan beberapa kesamaan antara bahasa Indonesia dan Portugal.



Simak Video "Video: Menjaga Asa Anak-anak Korban Kebakaran di Penjaringan"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork