Napak Tilas Glodok Tempo Dulu, Ada Toko Obat hingga Klenteng Tertua

Weka Kanaka - detikTravel
Minggu, 15 Jan 2023 12:52 WIB
Pecinan Glodok. Foto: (Ari Saputra/detikfoto)
Jakarta -

Jelang Imlek, banyak orang mengunjungi pecinan Glodok. Tak hanya jadi rumah bagi etnis Tionghoa, Glodok juga menyimpan sejarah yang sisa-sisanya masih bisa kamu temui.

Glodok dikenal sebagai pusat perniagaan dan perkumpulan etnis Tionghoa sejak abad ke-17. Sejarah kawasan ini dapat kamu telusuri, salah satunya dengan mengikuti tur wisata.

Tim detikcom berkesempatan mengikuti tur yang diadakan oleh Jakarta Good Guide untuk menelusuri sejarah dan beberapa spot yang menarik di Glodok pada Jumat (13/01/2023). Adapun Glodok kerap kali dijadikan objek tur karena memiliki kekayaan sejarah dan keunikan tradisi.

Tujuan pertama kami adalah mendatangi Pantjoran Tea House, yaitu sebuah kedai rumah teh yang memiliki arsitektur yang otentik dan sangat menarik perhatian karena terletak tepat di depan gapura Glodok.

Selain menarik karena lokasi dan arsitekturnya yang masih otentik, tempat ini pun memiliki keunikan sejarah lainnya yaitu tradisi patekoan. Tradisi ini adalah membagikan minuman teh gratis kepada siapapun yang lewat dan kehausan.

Lalu kemudian kami menyusuri wilayah pertokoan Glodok yang terdapat banyak toko obat-obatan baik yang modern juga tradisional. Glodok pun terkenal karena masih memiliki toko obat tradisional yang khas dan dinilai mujarab.

Selepas itu kami memasuki Jalan Petak Sembilan, yaitu area pasar yang sangat ramai dan dipadati oleh para pedagang maupun pembeli. Di pasar ini kamu dapat menemui aneka barang-barang untuk perayaan imlek seperti lampion, baju, lilin, hingga berbagai peralatan sembahyang bagi umat Konghucu.

Selain itu terdapat juga aneka kulineran yang khas seperti siomay, restoran china, kopi, hingga jajanan tradisional otentik seperti mipan. Di sini terdapat pula berbagai bahan masakan mentah yang tak kalah menarik seperti daging katak, teripang, serta berbagai daging dan ikan lainnya.

Lalu kemudian tibalah kami di Vihara Dharma Bhakti, yaitu klenteng tertua di Jakarta, selain Klenteng Ancol. Klenteng ini telah berusia lebih dari 3 abad, tepatnya dibangun pertama kali pada tahun 1650.

Hingga saat ini klenteng ini masih aktif dijadikan tempat peribadatan bagi masyarakat agama Khonghucu dan juga Buddha. Terlihat terdapat beberapa orang pun sedang melakukan ritual peribadatan ketika kami mengunjungi klenteng tersebut.

Kemudian kami pun berkunjung ke sebuah gereja tua yang memiliki bentuk bangunan dipengaruhi oleh gaya masyarakat Tionghoa, yaitu Gereja Katolik St. Maria De Fatima. Gereja ini dibangun sekitar awal abad ke 20 dan awalnya merupakan rumah Kapitan China di Batavia.

Tak jauh dari situ, kami pun mengunjungi klenteng lainnya yang tak kalah bersejarah, yaitu Klenteng Toa Se Bio yang telah berdiri sejak tahun 1751. Klenteng ini merupakan saksi bisu sejarah dari masyarakat Tionghoa di Glodok.

Hingga akhirnya kami sampai di tujuan terakhir yaitu Petak Enam, yaitu pusat perbelanjaan modern dan terdapat aula yang menyuguhkan banyak kuliner yang modern maupun tradisional. Di destinasi terakhir ini kami disuguhkan live atraksi teknik penyeduhan teh artisan.

Selanjutnya: peserta tur terkesan dengan Glodok



Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Kuliner di Glodok Chinatown "

(pin/pin)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork