Prasasti yang ditemukan di Candi Watu Genuk, mulai teridentifikasi. Pelan-pelan, misteri candi tersebut akhirnya mulai terpecahkan.
Berdasarkan gaya aksara, situs yang berada di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, itu diperkirakan merupakan peninggalan dari abad 9-10 Masehi.
"(Prasasti) Bahan batu andesit, beraksara Jawa kuno/Kawi secara gaya aksara dari abad 9-10," kata Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jateng-DIY, Sukronedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil penelitian yang masih dilakukan, menurut Sukronedi, prasasti itu berbahasa Sansekerta. Dari hasil pembacaan, isi prasasti berkaitan dengan pemujaan terhadap Mahadewa Siwa. Kini prasasti itu masih dalam penelitian ahli di Balai Pelestarian Kebudayaan.
"Berbahasa Sansekerta, isinya kurang lebih ada kaitannya dengan pemujaan terhadap Mahadewa (Siwa)," jelasnya.
Hal senada disampaikan Pamong Budaya Ahli Pertama BPK Wilayah X Jateng-DIY, Winda A Harimurti. Winda mengungkapkan, untuk sementara yang dapat diketahui dari fungsi prasasti itu diperkirakan berasal dari abad 9-10 Masehi.
"Sementara ini yang dapat diketahui dari fungsi dan masa gaya secara relatif (abad IX-X)," kata Winda.
Lebih lanjut, prasasti tersebut kemungkinan ada sambungannya di batu lainnya. Namun belum ditemukan.
"Iya. Sekilas ada kemungkinan demikian, namun belum ditemukan," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, dari ekskavasi di situs Candi Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, ditemukan prasasti. Batu prasasti ditemukan di candi perwara bagian tengah dan menjadi bagian dari tubuh candi. Batu ini berukuran lebar 33 cm, panjang 60 cm dan ketebalannya berkisar 14 - 18 cm.
Temuan prasasti di situs candi Watu Genuk ini, merupakan hal yang sangat berharga dan penting. Apalagi tidak di semua temuan situs candi ditemukan prasasti.
Batu prasasti kemudian dibawa ke BPK Jateng-DIY untuk dilakukan penelitian. Candi Watu Genuk sendiri ditemukan sekitar 10 tahun lalu. Pemerintah lalu melakukan ekskavasi secara bertahap sejak 2016.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol