Kisah Syekh Djangkung Bunuh Macan yang Curi Durian, Ternyata Itu Iparnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Syekh Djangkung Bunuh Macan yang Curi Durian, Ternyata Itu Iparnya

Dian Utoro Aji - detikTravel
Rabu, 29 Mar 2023 23:03 WIB
Makam Syekh Djangkung di Desa Landoh, Kayen, Kabupaten Pati, Kamis (23/3/2023).
Foto: Suasana makam Syekh Djangkung (Dian Utoro Aji/detikJateng)
Pati -

Syekh Djangkung adalah putera Sunan Muria. Dahulu, Syekh Djangkung pernah membunuh macan yang mencuri duriannya. Ternyata, macan itu adalah kakak iparnya sendiri.

Juru kunci makam Syekh Djangkung, Rukani (70) mengatakan, ada cerita tentang sosok Syekh Djangkung semasa hidupnya. Konon Syekh Djangkung pernah membunuh binatang macan yang ternyata jelmaan dari kakak iparnya sendiri.

"Ceritanya itu membunuh hewan tiba-tiba yang dibunuh malah iparnya sendiri," kata Rukani saat ditemui di makam Syekh Djangkung, Kamis (23/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, beranjak dewasa, Nyi Branjung kakak Saridin atau dikenal Syekh Djangkung menikah dengan Prawiroyudo seorang abdi dalem dari Mataram yang dikenal dengan Ki Branjung.

Selepas orang tua Saridin meninggal dunia, mereka mendapatkan warisan berupa kebun pohon durian. Keduanya setuju untuk membagi hasil panen buah durian tersebut.

ADVERTISEMENT

Branjung menawarkan kepada Syekh Djangkung ketika buah durian jatuh malam hari miliknya. Sedangkan buah durian yang jatuh siang hari milik Syekh Djangkung. Singkat cerita Syekh Djangkung berdoa agar buah durian jatuh saat siang hari.

"Ternyata durian yang jatuh siang hari paling banyak. Branjung meminta mengubah saat malam bagian Saridin, sedangkan siang Branjung," kata dia.

"Namun berkat ketulusan Syekh Djangkung buah durian jatuh pada malam hari, sedangkan siang hari tidak mendapatkan buah durian," Rukani melanjutkan.

Singkat cerita, kata dia, Branjung lalu menyamar menjadi macan untuk mencuri buah durian tersebut. Syekh Djangkung pun mengira macan itu mencuri buah durian jatahnya. Tak ayal Syekh Djangkung membuat tombak bambu dan membunuh hewan tersebut.

Namun ternyata, kata Rukani, hewan macan tersebut bukan macan sungguhan. Melainkan adalah kakak iparnya yang menjelma menjadi macan. Syekh Djangkung pun tidak sengaja membunuh iparnya sendiri.

"Kelihatannya itu hewan macan itu, ketika dipanah tiba-tiba iparnya sendiri, sehingga menjadi urusan dengan Kabupaten," kata Rukani.

"Itu lihatnya hewan yang ambil durian malam-malam kan dipanah gitu, itu ceritanya. Sebetulnya tidak sengaja membunuh iparnya," jelasnya.

Rukani menambahkan, hingga akhirnya Syekh Djangkung menjadi buron dan sempat dipenjara di Kadipaten Pati. Namun karena kesaktian Syekh Djangkung bisa pergi dan berkelana ke luar daerah.

"Dari Pati jadi buron kelebihannya tidak bisa diatasi lalu pergi dari itu dan diusir, mau dibunuh tidak meninggal," imbuh Rukani.

Makam Syekh Djangkung sendiri berada ada di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dan kini ramai diziarahi oleh banyak jamaah.


-----

Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.




(wsw/wsw)

Hide Ads