Bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing dengan wilayah Kota Tua. Di tempat ini, terdapat sejumlah museum yang memiliki sejarah panjang dari masa Hindia Belanda sampai Indonesia merdeka, salah satunya yang terkenal adalah Museum Sejarah Jakarta.
Sebagai informasi, Museum Sejarah Jakarta juga dikenal dengan nama Museum Fatahillah. Selain bangunannya yang ikonik, di dalam museum ini menyimpan sejarah panjang yang sangat menarik untuk disimak.
Lantas, apa saja koleksi di dalam Museum Sejarah Jakarta? Lalu berapa harga tiket masuknya? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serba-serbi Museum Sejarah Jakarta
Dilansir situs Enjoy Jakarta, dahulu gedung ini difungsikan sebagai gedung balaikota di era pemerintahan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) di masa Hindia Belanda. Museum ini memiliki arsitektur bangunan bergaya neo klasik yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam, Belanda.
Museum Sejarah Jakarta dibangun setinggi tiga lantai dengan cat bagian luarnya berwarna kuning tanah. Sementara kusen pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati diwarnai hijau tua.
Gedung ini terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat. Kemudian terdapat bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Pada bagian pekarangannya terbuat dari susunan konblok, lalu terdapat sebuah kolam dengan desain berkubah yang unik di halaman depan. Kalau detikers melihat ke bagian atap utama museum, kamu dapat melihat penunjuk arah mata angin yang ikonik.
Timeline Museum Sejarah Jakarta
Mengutip situs Belajar Kemdikbud, Museum Sejarah Jakarta sempat difungsikan sebagai gedung Balai Kota Jakarta. Pembangunan gedung ini sendiri dilakukan sebanyak tiga kali.
Biar nggak penasaran, simak timeline Museum Sejarah Jakarta dari tahun ke tahun.
1. Tahun 1620
Pembangunan gedung pertama dilakukan oleh Jan Pieterszoon Coen, namun hanya bertahan selama enam tahun.
2. Tahun 1627-1707
Akhirnya dilakukan pembangunan gedung untuk yang kedua kalinya pada sisi selatan halaman utama kota Batavia, tepatnya di lokasi sekarang ini.
3. Tahun 1629
Gedung Balai Kota sempat dibakar oleh pasukan Sultan Agung.
4. Tahun 1649
Dibangun lima buah sel di bawah gedung untuk menahan para tahanan.
5. Tahun 1665
Gedung utama akhirnya diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur.
6. 25 Januari 1707
Gubernur Jenderal Joan van Hoorn membangun gedung baru.
7. 10 Juli 1907
Pembangunan selesai dan gedung diresmikan oleh Gubernur Batavia saat itu, yakni Jenderal Abraham van Riebeeck.
8. Tahun 1925-1942
Sempat digunakan sebagai kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
9. Tahun 1942-1945
Gedung ini kemudian dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon.
10. Tahun 1952
Setelah merdeka, gedung difungsikan sebagai markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat.
11. Tahun 1968
Gedung Balai Kota diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta.
12. 30 Maret 1974
Diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.
Koleksi di Museum Sejarah Jakarta
Tak hanya melihat keindahan bangunannya dari luar, kamu juga bisa masuk ke dalam museum dan melihat berbagai macam koleksi bersejarah dari masa lalu. Mayoritas koleksi di Museum Sejarah Jakarta merupakan peninggalan masyarakat Belanda yang tinggal di Batavia sejak abad ke-16.
Sejumlah koleksi yang ada di dalam museum seperti mebel, perabot rumah tangga, senjata, keramik, peta, dan buku-buku. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya ditambahkan lagi berbagai koleksi sejarah lainnya untuk menambah wawasan para pengunjung.
Beberapa koleksi sejarah yang ditambahkan seperti replika perjalanan sejarah kota Jakarta dari masa Batavia, peninggalan masa kerajaan Tarumanegara dan Padjajaran, serta penggalian arkeologi di Jakarta dan berbagai batu prasasti. Kurang lebih ada sekitar 23.500 koleksi barang di dalam museum, baik dalam bentuk asli maupun replika.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional
Harga tiket masuk (HTM) Museum Sejarah Jakarta berbeda-beda tergantung dari kategori pengunjung. Biar nggak penasaran, simak rinciannya di bawah ini:
- Dewasa: Rp 5.000 per orang
- Mahasiswa: Rp 3.000 per orang
- Anak-anak/Pelajar: Rp 2.000 per orang
Rombongan (minimal 30 orang)
- Rombongan Dewasa: Rp 3.750 per orang
- Rombongan Mahasiswa: Rp 2.250 per orang
- Rombongan Anak-anak/Pelajar: Rp 1.500 per orang
Oh ya, agar lebih mudah dan cepat kamu bisa mengisi formulir registrasi kunjungan Museum Sejarah Jakarta secara online dengan mengklik link berikut: https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfGc1H612V5ilb8pdZKwCBmKMPWMNcs-2KLdJ9mfTZCRuT1HA/viewform
Tak hanya Museum Sejarah Jakarta, formulir registrasi tersebut juga bisa digunakan saat kamu datang ke Museum Joang 45, Museum Taman Prasasti, dan Museum MH Thamrin. Untuk informasi lebih jelasnya, kamu bisa follow Instagram resmi Museum Kesejarahan Jakarta @museumkesejarahan dan mengklik link bit.ly/RegistrasiKunjunganMuseum.
Jam operasional Museum Sejarah Jakarta yaitu setiap Selasa-Minggu pukul 09.00-15.00 WIB. Sedangkan setiap Senin dan hari libur nasional museum tidak beroperasi alias tutup.
Nah, itu dia pembahasan mengenai Museum Sejarah Jakarta serta serba-serbi, jam operasional, dan harga tiket masuknya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers!
(ilf/fds)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!