Dulu Stasiun Penting, Kini Jadi Lapangan Badminton

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dulu Stasiun Penting, Kini Jadi Lapangan Badminton

Dian Utoro Aji - detikTravel
Senin, 21 Agu 2023 20:05 WIB
Bangunan eks Stasiun Juwana, Pati. Foto diunggah Minggu (13/8/2023)
Foto: Bangunan Stasiun Juwana (Dian Utoro Aji/detikJateng)
Juwana -

Dahulu, stasiun Juwana merupakan stasiun yang penting. Namun sekarang, bangunan stasiun itu sudah berubah jadi lapangan badminton.

Bangunan Stasiun Juwana yang berada di Kabupaten Pati terlihat usang dan kurang terawat. Padahal, pada masanya, bangunan yang dulunya kokoh itu menjadi fasilitas penting bagi masyarakat setempat.

Namun, semenjak kereta api tak lagi melintas di stasiun itu, kejayaannya pun memudar. Warga kini memanfaatkan bangunan kuno itu untuk parkir kendaraan dan bermain badminton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan tinggal dua kantor yang berada di sebelah timur dan barat. Lantai stasiun pun sudah rusak tinggal tanah. Sementara area bekas stasiun sebelah timur menjadi lahan parkir. Sebelah barat menjadi lapangan badminton dan tempat Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD.

Di sekeliling bekas stasiun terdapat papan bertuliskan tanah milik PT Kereta Api Indonesia. Selain itu juga di sekeliling bekas stasiun yang dibangun oleh Semarang-Joana-Stoomtram-maatschappij (SJS) sekarang banyak ditinggali rumah warga.

ADVERTISEMENT

Salah satu Warga Doropayung, Edi Supriyanto (53) mengenang keberadaan bekas Stasiun Juwana. Menurutnya dulu ada empat rel di stasiun tersebut. Rel itu terhubung ke beberapa daerah, seperti Tayu, Rembang, dan Semarang.

"Sepengetahuan saya itu untuk rel satu, dua, tiga dan empat, untuk satu arah Kudus, kedua arah Tayu, ketiga Rembang, itu kereta barang dan pedagang," kata Edi saat ditemui di lokasi.

Bangunan eks Stasiun Juwana, Pati. Foto diunggah Minggu (13/8/2023)Bangunan eks Stasiun Juwana, Pati Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Salah satu perangkat desa Doropayung, Saleh mengatakan Stasiun Juwana dibangun oleh perusahaan swasta Semarang-Joana-Stoomtram-maatschappij (SJS) sekitar tahun 1800-an. Namun stasiun tersebut berhenti beroperasi sekitar tahun 1984.

"Berhenti sekitar 1984, waktu saya masih SD sudah berhenti beroperasi," kata Saleh saat ditemui di lokasi.

Dulu Kereta Api Jadi Andalan

Dia menyebut dulunya kereta api menjadi salah satu alat transportasi andalan warga Juwana. Dia sendiri juga sempat merasakan naik KA dari stasiun itu saat diajak keluarganya ke Solo.

"Waktu kecil saya pernah diajak sama si mbah itu naik kereta api ke Solo, itu naik kereta dapat susu, itu sekitar tahun 1970-an," jelas Saleh.

"Jadi dilalui ke arah Tayu dan Semarang, gerbong campur ada penumpang dan barang. Gerbang barang itu sambungan terakhir," dia melanjutkan.

Namun, bekas stasiun tersebut kini menjadi kenangan. Sejumlah bangunan masih ada dan kondisinya kumuh. Seperti kantor masinis, gudang dan bengkel kereta.

Dia berharap, pemerintah kembali memberi perhatian untuk bangunan yang layak dijadikan cagar budaya itu. Hal itu juga bisa berdampak positif bagi warga karena bekas stasiun itu bisa jadi tempat wisata.

"Harapan pemerintah desa besar sekali kepada pemerintah pusat yang mengurusi tentang bangunan cagar budaya, kalau bisa itu direaktivasi biar angkutan massal bisa jalan lagi untuk arah Surabaya ke Semarang, kalau tidak bisa bangunan ini diuri-uri menjadi bangunan cagar budaya untuk kenang-kenangan anak cucu kita," ungkap Saleh.

-----

Artikel ini telah naik di detikJateng.




(wsw/wsw)

Hide Ads