Desa Penglipuran, Tak Hanya Terbersih Sedunia, Tata Letak Bangunan Juga Juara

Ni Made Nami Krisnayanti - detikTravel
Senin, 25 Sep 2023 10:07 WIB
Desa Penglipuran Bali (Foto: Kemenparekraf)
Bangli - Desa Penglipuran tidak hanya menjadi bukti adat Bali yang sip. Desa adat di Bangli itu juga menunjukkan kekayaan budaya yang memukau dan arsitektur yang tidak main-main di Pulau Dewata.

Terletak di Kabupaten Bangli, tepatnya di Jalan Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Desa ini telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan dan favorit di Bali. Alasannya lebih dari sekadar pemandangan alam yang menakjubkan.

Salah satu hal yang membuat Desa Penglipuran begitu menarik adalah arsitektur tradisional Bali yang terpelihara dengan baik. Rumah-rumah di desa ini dibangun dengan desain yang serupa, dengan atap jerami yang khas.

Arsitektur unik yang paling terlihat adalah pintu masuk atau angkul-angkul yang serupa pada setiap rumah. Semua rumah memiliki angkul-angkul dengan desain dan bentuk yang seragam dan hal ini menciptakan pemandangan yang sangat indah dan teratur.

"Di sini ada suatu nilai yang terkandung dari bangunan yang ada, terutama pada pintu masuk atau yang kami sebut angkul-angkul. Leluhur kita meninggalkan suatu nilai kebersamaan yang terkandung di sani, termasuk juga dalam membangun desa ini," jelas Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran.

Daya Tarik Desa Penglipuran

Menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan ketika berlibur ke Bali, Desa Penglipuran memiliki sederet daya tarik yang tak dimiliki oleh destinasi lainnya.

Mari kita ulas beberapa daya tarik Desa Penglipuran di bawah ini.

1. Tata Ruang Desa Penglipuran yang Unik

Desa di Bali tentu memiliki ciri khas tata ruang desa yang unik. Hal yang sama juga ada di Desa Penglipuran. Desa Penglipuran dibangun dengan konsep Tri Mandala, di dalamnya terdapat utama mandala, madya mandala, dan nista mandala.

Tak hanya itu, Desa Penglipuran juga mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana, yakni parahyangan, pawongan, dan palemahan.

Parahyangan adalah bentuk menjalin hubungan harmonis dengan Tuhan, dalam bentuk tempat ibadah. Pawongan adalah bentuk menjalin hubungan harmonis dengan sesama manusia. Palemahan adalah bentuk menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan.

2. Adat Istiadat yang Kental

Hingga saat ini, Desa Penglipuran masih menjaga tradisi dan adat istiadat Bali Mula. Beberapa contohnya adalah upacara Ngusaba Bantal yang dilakukan sebagai ucapan puji syukur kepada Tuhan.

Ngusaba Bantal adalah upacara keagamaan yang dilakukan di Pura Dalem Pingit dan di Pura Melasem. Pada upacara ini warga tidak diperbolehkan mempersembahkan bahan-bahan yang digoreng, jadi semua yang dipersembahkan harus direbus yang akhirnya disebut dengan bantal.

3. Desa Terbersih

Desa Penglipuran mendapat julukan sebagai desa terbersih di dunia. Desa ini menyabet beberapa penghargaan dari Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), hingga masuk ke dalam Sustainable Destinations Top 100 menurut Green Destinations Foundation.

4. Oleh-oleh Khas Desa Penglipuran

Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Desa Penglipuran namun tak membawa pulang oleh-oleh khas Desa Penglipuran. Loloh cemcem adalah minuman tradisional yang terbuat dari daun kecemcem yang cocok untuk mengobati panas dalam. Minuman ini biasanya dibuat dan dikemas dalam bentuk botol mineral.

Tidak hanya loloh, di sini traveler bisa menjumpai berbagai bentuk souvenir mulai dari kain, pakaian, tas rajut, dan masih banyak lagi. Traveler juga bisa membeli buah-buahan hasil kebun dari warga desa.

Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional

Untuk berkunjung ke Desa Penglipuran, traveler dikenakan biaya Rp 15 ribu untuk WNI anak dan Rp 25 ribu untuk WNI dewasa. Harga tiket masuk untuk WNA anak sebesar Rp 30 ribu dan dewasa sebesar Rp 50 ribu. Pembayaran tiket dapat traveler lakukan dengan metode tunai dan Qris.

Jika traveler berkunjung menggunakan bus, akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp 10 ribu, mikrobus dikenakan biaya parkir sebesar Rp 5 ribu, dan motor sebesar Rp 2 ribu. Untuk traveler yang ingin menerbangkan drone akan dikenakan biaya sebesar Rp 150 ribu.

Desa Penglipuran buka setiap hari mulai pukul 08.00 - 18.00 WITA.

"Kalau kunjungan ramai itu jam 10.00 - 16.00 WITA," kata Wayan Sumiarsa.

Sangat menarik kan berlibur di Desa Penglipuran? Pastikan untuk selalu memperhatikan kebersihan saat traveler mengunjungi destinasi wisata yang luar biasa ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga liburanmu menyenangkan!

Simak Video "Video Menteri ATR Nusron Bicara Pulau di Bali Dikuasai WNA: Ini Akan Kita Tertibkan"


(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork