Kekayaan budaya Indonesia rasanya tak akan habis dibahas. Jarang yang tahu, kalau ada ritual unik untuk memohon hujan. Partisipannya anabul!
Dikutip dari laman Kemendikbud pada Rabu (18/10/2023), manten kucing adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Campuradat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Seperti namanya, ritual ini membutuhkan sepasang kucing yang akan dimandikan di telaga desa setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konon, ritual ini sudah ada sejak puluhan tahun lamanya. Manten Kucing hanya akan dilaksanakan ketika musim kemarau panjang tiba. Oleh karena itu, ritual ini tidak rutin dilaksanakan tiap tahun.
Menurut kepercayaan warga setempat, kemarau panjang pernah melanda sekitar tahun 1928 di desa ini. Kemarau ini membuat sawah, sungai dan telaga mengering.
Saat itu, Desa Pelem dipimpin oleh seorang demang yang bernama Eyang Sangkrah. Melihat warganya kesulitan mendapat air, Eyang Sangkrah melakukan berbagai ritual untuk memohon hujan.
Sayangnya, tak ada satu pun ritual yang membuahkan hasil. Dengan patah semangat, ia pun mandi ke telaga desa bersama kucing jantan condromowo (berbulu warna) miliknya.
Bukan hanya sang demang yang mandi, kucing bulu itu juga mandi bersamanya di telaga. Tak berapa lama, hujan deras turun ke desa tersebut.
Dari peristiwa itulah muncul ritual manten kucing. Ritual kemudian berkembang dengan atraksi kesenian lokal untuk mengiring ritual.
Di awal ritual, sepasang kucing condromowo tidak langsung dipertemukan. Mereka akan dimandikan terpisah dengan air telaga yang telah ditaburi kembang. Kemudian mereka akan diarak keliling desa terlebih.
Kucing ini kemudian dibawa oleh sepasang warga yang berpakaian pengantin adat Jawa. Layaknya upacara pernikahan, dua kucing itu akan dipangku bersama di pelaminan.
Upacara pernikahan ditandai dengan pelaksanaan pembacaan doa-doa yang dilakukan oleh sesepuh setempat. Setelah itu, biasanya warga akan melanjutkan dengan selamatan.
"Ritual ini kemudian akan diteruskan dengan prosesi slametan, pembacaan ujub (doa dalam bahasa Jawa) dan diakhiri dengan Tiban. Tiban merupakan sebuah tarian yang dilakukan oleh dua orang lelaki bertelanjang dada dengan cara mencambuk satu sama lain menggunakan lidi aren," tulis Kemendikbud.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin