Sejarah Hotel Pertama di Prawirotaman: Berawal dari Usaha Batik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sejarah Hotel Pertama di Prawirotaman: Berawal dari Usaha Batik

Lintia Elsi - detikTravel
Sabtu, 21 Okt 2023 08:15 WIB
Hotel Airlangga menjadi pionir berkembangnya Prawirotaman menjadi Kampung Turis. Bangunan hotel ini berdiri tidak jauh dari gerbang Prawirotaman I, Yogyakarta.
Hotel Airlangga. Foto: Lintia Elsi
Yogyakarta -

Hotel Airlangga tak terlepas dari sejarah perkembangan Prawirotaman. Hotel pertama di wilayah itu rupanya berawal dari usaha batik.

Sejak tahun 70-an, Hotel Airlangga telah mulai beroperasi meskipun masih dengan bangunan dan fasilitas yang sederhana. Airin Karinasari, cucu dari pendiri hotel mengatakan bahwa dulu hotel ini merupakan tempat usaha batik, usaha mayoritas yang dijalankan warga Prawirotaman pada masa itu.

Pada tahun itu, usaha batik mulai kehilangan pasarnya sehingga pendapatan warga pun menurun. Namun, pendiri hotel Airlangga yang saat itu memang memiliki banyak relasi dengan warga asing memutar otaknya agar bisa bertahan, yaitu dengan membuat penawaran paket spesial di mana turis bisa membeli batik sekalian menginap dan melihat proses pembuatan batik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan memang Eyang saya itu dulu kan ekspor impor mobil dari Australia, nah itu kan banyak kenalan bule-bule. Dari sana mereka sering main ke sini, jadi sekalian diajak nginap lah. Karena rame jadi dibikin kayak homestay sekalian batik," kata Airin.

Dengan nama Airlangga, pendiri berharap hotelnya bisa menjadi besar seperti Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan. Benar saja, hotel ini kemudian ramai didatangi turis-turis asing yang menginap. Ibu dari Barack Obama, Ann Dunham pun dikatakan pernah menginap di sini saat ia berada di Jogja.

ADVERTISEMENT

Melihat peluang usaha ini, hotel-hotel lain pun mulai berdiri di Prawirotaman hingga warga perlahan meninggalkan usaha batik cap yang mereka jalankan.

"Di antaranya itu yang pertama hotel Airlangga, Sumaryo, Grand Rosela, Parikesit, kemudian ada Palupi, ada Kirana itu sampai sekarang orang lama, yang lainnya mulai ikutan setelahnya," kata Sapto Diatmoko, Ketua Pengurus Kampung Prawirotaman

Prawirotaman secara perlahan berubah menjadi kampung yang ramai dikunjungi wisatawan dengan semakin banyaknya hotel yang tersedia, hingga pada tahun 1991 pendiri hotel Airlangga ikut meresmikan Prawirotaman sebagai Kampung Turis bersama menteri pariwisata pada masa itu, Joop Ave.

Hotel-hotel yang berdiri pertama di Prawirotaman ini sendiri dulunya masih merupakan milik dari keturunan keluarga Prawirotomo yang terdiri dari 3 keluarga besar yaitu Werdoyoprawiro, Suroprawiro, dan Mangunprawiro. Pendiri hotel Airlangga adalah keturunan Werdoyoprawiro.

"Kan saudara semua ini dulu, jadi ada 11 kakak beradik. Eyang Putro ini anak nomor 9, eyang kita namanya masih Prawiro, Werdoyoprawiro. Jadi Prawirotaman itu ada tiga kakak beradik, makanya ada Prawirotaman I, II, III," ujar suami Airin, Dedi Irawan.

Namun, setelah diwarisi keturunan-keturunan selanjutnya, hotel-hotel ini mulai berpindah tangan ke orang luar Prawirotaman.

"Sekarang tu banyak yang sudah dijual hotel-hotel sebelah, karena udah pada meninggal, udah jatuh ke anaknya, mantunya, cucunya, mungkin juga udah nggak tinggal di sini mereka. Por Aqui itu udah dibeli mantan Walikota, Pandanaran dibeli orang Semarang, dulu punya orang kita itu," kata Airin.




(pin/pin)

Hide Ads