Catatan Haji di Masa Lampau, Berlayar Naik Kapal Layar-Lawan Perompak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Catatan Haji di Masa Lampau, Berlayar Naik Kapal Layar-Lawan Perompak

bonauli - detikTravel
Selasa, 31 Okt 2023 08:05 WIB
Jemaah haji Nusantara di awal abad ke-16
Haji Nusantara di masa lalu. (bonauli/detikcom)
Jakarta -

Perjalanan awal jemaah haji Nusantara memang tidak tercatat pasti. Namun, dicatat oleh pelaut Eropa.

"Perjalanan Berat Para Perintis Jemaah Haji," begitulah catatan poster perjalanan haji di penjara Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.

Ya, pulau kecil di utara Jakarta itu menjadi saksi bisu perjalanan jemaah haji Nusantara. Selain menjadi pelabuhan tersibuk kala itu, Pulau Onrust juga diberi kepercayaan sebagai karantina haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pulau ini jadi karantina haji kedua setelah yang ada di Pulau Rubiah, Aceh," ucap Rosad, pemandu wisata lokal saat kunjungan detikTravel pekan lalu bersama Disparekraf DKI Jakarta.

Tak seperti sekarang, perjalanan haji di zaman itu sungguh berat. Jemaah haji harus terkatung-katung di lautan selama berbulan-bulan melawan ombak, penyakit dan bajak laut atau perompak.

ADVERTISEMENT

Pada abad ke-16, para calon jemaah haji dari Nusantara harus menggunakan kapal-kapal dagang asing. Kapal-kapal dagang itu milik orang Arab, Turki, dan India yang hilir mudik di perairan Nusantara.

Jemaah haji Nusantara di awal abad ke-16Jemaah haji Nusantara di awal abad ke-16 Foto: (bonauli/detikcom)

Tapi ternyata, bukan cuma kapal dagang asing yang membawa jemaah haji Nusantara. Sultan Malaka ikut memesan kapal khusus dari Jepara. Kapal itu digunakan untuk berniaga dan mengangkut jemaah haji.

Pada 1671, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten mengirimkan putranya, Sultan Ageng Kahar, untuk menemui Sultan Mekah sekaligus melaksanakan haji. Sekembalinya dari Makkah, Sultan Abdul Kahar memiliki gelar sebagai Sultan Haji.

Saat berkuasa di Nusantara, VOC melarang kapal-kapalnya, termasuk kapal Eropa, mengangkut calon jemaah haji. Kapal-kapal itu hanya bisa mengangkut jemaah haji jika memiliki permintaan atau jaminan khusus dari penguasa pribumi.

Peningkatan jemaah haji dianggap peluang oleh seorang saudagar Arab. Ia mengadakan kapal khusus pengangkut jemaah haji untuk pertama kalinya pada tahun 1825.

Pada tahun 1850, tercatat 147 orang dari berbagai daerah di Jawa dan Sumatera yang pergi haji. Pada tahun 1853, jumlah itu meningkat pesat menjadi 1.113 orang. Namun pada antara tahun 1854-1862 jumlahnya naik turun, tapi angkanya di atas seribu orang.

Jemaah haji Nusantara di awal abad ke-16Kapal uap untuk mengangkut Jemaah haji Nusantara di awal abad ke-16 Foto: (bonauli/detikcom)

Inggris melihat ini sebagai lahan bisnis. Inggris tak mau kalah dengan mengirimkan kapal uap ke Batavia pada tahun 1858, jumlah jemaah haji saat itu mencapai 3.862 orang. Kapal itu adalah kapal uap pertama yang digunakan sebagai transportasi haji setelah berabad-abad menggunakan kapal layar (kapal dagang).

Persaingan mengangkut jemaah haji Nusantara semakin sengit. Saudagar di Batavia pun tak mau kalah dengan membeli sebuah kapal uap berkapasitas 400 orang yang mengangkut jemaah dari Batavia via Padang.

Meski sedikit terlambat, Pemerintah Belanda akhirnya ikut terjun dalam bisnis ini. Pada tahun 1873, barulah pemerintah memberi izin monopoli kepada tiga perusahaan Rotterdamsche Llyod, Stoomvaartmatschappij Nederland dan Stoomvaartmatschappij Ocean. Kapal-kapal ini dikenal sebagai kapal kongsi tiga.

Jumlah jemaah haji terus meningkat antara tahun 1927-1928, angkanya bisa mencapai 33.000 orang. Sayangnya, jumlah keberangkatan dan kedatangan dari Makkah tidak sesuai. Menurut catatan kolonial pada tahun 1853-1858 jemaah haji yang pulang tidak separuh yang berangkat.

Dalam catatan sejarah, ternyata Berita Portugis telah menyebut adanya hubungan dagang antara pelabuhan-pelabuhan di Jawa dengan luar negeri, seperti Jeddah dan Makkah. Berita Italia pun mencatat bahwa ada banyak orang dari lesser India (Nusantara) yang berada di Makkah. Catatan-catatan berita ini ditemukan pada awal ke-16.




(bnl/fem)

Hide Ads