Kampung Alun-alun di Kotagede memiliki gang unik dengan rumah-rumah berarsitektur tradisional Jawa. Suasananya amat menenangkan.
Rumah-rumah itu tercatat sebagai Bangunan Warisan Budaya berdasarkan Keputusan Wali Kota Yogyakarta Tahun 2018. Permukiman itu diberi nama Between Two Gates, karena adanya dua gerbang yang mengapit pemukiman. Namun, warga sekitar lebih sering menyebutnya sebagai rukunan yang menggambarkan kehidupan warga di dalamnya yang selalu rukun.
"Ini sebenarnya bukan jalan, ini adalah bagian dari rumah. Jadi kalau kita lewat itu sebenarnya kita melewati ruang milik orang, oleh karena itu, kita beri nama rukunan dari kata rukun yang maknanya bahwa kami yang bertetangga di sini selalu bisa rukun, selalu bisa berkomunikasi dan bersilaturahmi tanpa ada batas," kata Joko Nugroho, ketua RW sekaligus pengelola Between Two Gates.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Memasuki kawasan ini, wisatawan serasa dibawa kembali pada suasana Jogja lawas. Bangunan-bangunan rumahnya masih asli dengan dominasi kayu. Lingkungan di dalamnya juga sangat bersih, plang bertuliskan 'Bangunan Warisan Budaya' dapat dilihat di depan rumah-rumah.
Kawasan yang sudah ada sejak 1800-an itu tidak terlalu besar. Jika datang di hari biasa suasananya akan sangat sepi dan tentram, cocok untuk wisatawan yang ingin lebih leluasa berfoto dan menikmati eksotisme bangunan di dalamnya secara detail.
Di sini wisatawan bebas masuk kapan saja tanpa dipungut biaya, namun jika dalam skala besar atau ada aktivitas seperti photoshoot yang akan dilaksanakan maka harus izin terlebih dahulu agar tidak mengganggu.
"Kita selalu mengkondisikan juga jumlahnya terbatas, tidak mass tourism. Karena kalau banyak misalnya sampai ratusan orang masuk itu susah juga, lahan parkir juga kita nggak ada, ideal itu 10, 20, 25 orang," ujar Joko.
Biasanya Between Two Gates akan lebih ramai di saat musim liburan sekolah yang didominasi anak-anak sekolah atau mahasiswa yang memiliki hubungan jurusan keilmuan seperti arsitektur dan sejarah. Adapun pada high season seperti Juni-September akan lebih banyak turis asing yang datang.
Di dalam Between Two Gates ada satu kafe yang juga menawarkan suasana tempo dulu, namanya Longkang Kotagede. Pengunjung bisa bersantai di sini sebentar sambil melihat ornamen-ornamen unik di dalamnya, seperti buku lama, mesin ketik dan piano.
Between Two Gates juga bekerja sama dengan travel agent untuk menawarkan perjalanan ke kawasan ini. Rumah-rumah di sini masing-masing memiliki pendopo, pendopo ini dibuka untuk disewa oleh wisatawan yang ingin menikmati kuliner di dalam Between Two Gates ataupun untuk pertemuan tertentu.
Di sini belum ada homestay, sehingga jika ingin menginap harus mencari penginapan lain di luar Between Two Gates. Namun jika ingin melihat ke bagian dalam, beberapa rumah di sini bisa dimasuki dengan meminta izin terlebih dahulu.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan