Bandung dan fesyen menjadi dua hal yang saling berkaitan. Banyak orang mengenal jika Kota Kembang, julukan Kota Bandung menjadi salah satu kiblat fesyen di Indonesia karena banyak UMKM yang melahirkan produk kreatif yang diakui.
Terdapat salah satu kawasan yang terkenal sebagai salah satu pusat produksi kaus dan sablon di Bandung yaitu Kampung Wisata Sablon (KWS) yang berada di Jalan Surapati, Gang Muarajeun, Cihaurgeulis, Cibeunying Kaler.
Berbada dengan tempat wisata pada umumnya yang selalu ramai dengan pengunjung, Kampung Wisata Sablon hanyalah sebuah gang pemukiman warga padat penduduk. Namun yang menjadi keunikan kawasan tersebut yaitu hampir seluruh masyarakat merupakan perajin dan pengusaha sablon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung Wisata Sablon berdiri berkat inisiasi dari para pelaku usaha sablon di kawasan tersebut. Namun jika melihat dari sejarah sablon sendiri, usaha sablon sudah berkembang secara bertahap di kawasan tersebut sejak 1997. Seiring berjalannya waktu, pada 2018 muncul inisiasi untuk membuat kampung sablon.
![]() |
"Berkat kehadiran Wali Kota, ketika itu adalah Ridwan Kamil. Dia mencanangkan bahwa kita lebih baik Kampung Wisata Sablon karena mengikuti program pemerintah, yaitu kampung wisata. Akhirnya dicanangkanlah Kampung Wisata Sablon hingga sekarang," ucap Denni Juniardhy Ketua Komunitas KWS kepada detikJabar, belum lama ini.
Namun saat pandemi COVID-19 melanda, Kampung Wisata Sablon (KWS) ikut terdampak, kala itu orderan sangatlah sepi. Sebagian penggiat usaha di kampung tersebut beralih menjadi driver ojek online.
"Jadi ketika terjadinya COVID, kita kan kena imbasnya. Orderan nggak ada, pekerjaan terkena dampak akhirnya banyak para pelaku sablon itu larinya ke ojek online, tapi mereka sih masih ada alat-alatnya, cuma karena orderan sepi akhirnya tugas dari KWS ini lebih ke membangkitkan kembali semangat," ungkap Denni.
"Kalau cara dari kita pengurus, kita mengadakan bazar atau acara, jadi per setiap bulan yang notabennya para pelaku usaha ini minimal niatnya sudah mulai kembali, dan pengenalan dari Kampung Wisata Sablon ini juga sudah mulai berjalan kembali. Makanya kita mengadakan event-event setiap bulannya, ada event pertunjukan seperti pentas seni budaya yang mengangkat wisatanya. Selain itu, ada pula bazar2 dari para pelaku usaha yang isinya dari kulineran ada dan fashion pun ada," lanjut Denni.
Tantangan Bagi Kampung Wisata Sablon
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para penggiat usaha sablon di KWS ini adalah mengoptimalkan produksi dan penjualan yang masih menggunakan sistem konvensional. Maka dari itu, Denni berharap para pelaku usaha bisa menciptakan produk mandiri dan dapat dijual secara langsung.
"Sebenernya kalau tantangan di kita, bagaimana caranya membangun ekonomi kerakyatan yang notabennya UMKM. Harapan dari para pelaku usaha ini lebih luas lagi lapangan usahanya. Karena kan basic kita itu produksi, kalau produksi kan menunggu order," ucap Denni.
"Jadi bagaimana caranya si para pelaku usaha ini mempunyai produk yang bisa dijual secara langsung. Caranya kita bisa dengan online membuat marketplace, secara offline dengan ikut bazar dan event baik di kita sendiri atau di luar," lanjutnya.
Baca selengkapnya di detikJabar.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol