Bukit Warinding, Pesona Savana Sumba yang Berubah Sesuai Musim

Bukit Warinding tengah menjadi incaran wisatawan baik lokal maupun mancanegara sebagai salah satu destinasi alam yang eksotis. Menariknya, pesona alam savana yang ditawarkan Bukit Warinding selalu berubah mengikuti pergantian musim. Lantas, kapan waktu terbaik melihat savana Sumba ?

Tim Tapal Batas detikcom bersama BAKTI Kominfo berkesempatan datang mengunjungi salah satu destinasi alam unggulan ini pada (23/11/2023). Bukit Warinding berada di bagian Timur Sumba, tepatnya di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai atau sekitar 25 kilometer dari Kota Waingapu.

Bukit Warinding kala itu menawarkan pemandangan alam yang indah dengan hamparan savana atau rerumputan saat dikunjungi pada musim kemarau. Hal itu menawarkan pengalaman yang benar-benar unik bagi para pengunjung yang mencari keindahan alam yang berbeda.

Pasalnya, hijau lebat yang biasa mendominasi panorama Bukit Warinding berubah menjadi warna-warna kuning dan coklat khas dari savana. Pohon-pohon rendah dan semak-semak juga tampak menghiasi dataran, menciptakan lanskap yang menyerupai savana Afrika.

Pemandangan savana yang terbentang luas ini menjadi daya tarik traveler untuk mengabadikan momen dengan latar panorama bukit yang bergelombang. Traveler juga bisa berpose dengan kuda dan pakaian adat yang disewakan oleh warga setempat untuk mempertegas kesan wisata budaya khas Sumba.

Foto: Agung Pambudhy/detikcom

Adapun harga sewa kuda dan pakaian adat dari kain tenun itu masing-masing Rp 50 ribu untuk 1 orang. Pengunjung bisa menggunakan sepuasnya untuk sekedar foto-foto di berbagai lokasi yang dapat dijangkau di Bukit Warinding.

Selain berfoto di atas kuda menggunakan pakaian adat Sumba, traveler bisa trekking sejenak untuk menikmati matahari terbit (sunrise) atau matahari terbenam (sunset) di Bukit Warinding. Semburat langit berwarna jingga yang terpancar saat fajar maupun senja terasa syahdu.

Menurut warga setempat Bukit Warinding ini lebih eksotis saat musim kemarau dan lebih sejuk setelah musim penghujan. Kedua musim tersebut mempunyai kelebihan dan keindahannya tersendiri.

"Sama-sama bagus untuk wisata," ujar Lukas.

Saran warga setempat jika traveler ingin melihat savana Bukit Warinding yang kering dan lebih eksotis maka datang saat musim panas tepatnya sekitar bulan Juli - September.

Namun bagi traveler yang lebih menyukai savana Bukit Warinding berwarna hijau segar dan menyejukan mata, traveler bisa datang setelah musim penghujan atau saat semua rerumputan tumbuh kembali yakni antara bulan Februari - April.

Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

Kesimpulannya, Bukit Warinding di Sumba Timur adalah destinasi yang sempurna bagi traveler yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang belum terjamah. Bukit Warinding tidak hanya memuaskan mata tetapi juga memberikan kekayaan pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan.

Sebagai informasi, Kecamatan Pandawai tempat Bukit Warinding berada berdiri 5 BTS 4G dari 90 BTS yang tersebar di 22 kecamatan. BTS 4G itu mendukung pemerataan sinyal di lokasi-lokasi wisata seperti Bukit Warinding di Sumba Timur ini. Tujuannya agar para traveler tetap bisa terhubung internet meski jauh dari pusat kota.

Adapun 5 BTS 4G di Kecamatan Pandawai dari 89 unit BTS 4G di Kabupaten Sumba Timur itu dibangun pada tahun anggaran 2021/2022. Sementara, satu unit menara induk dibangun di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai dekat Network Operation Center (NOC) Palapa Ring pada 2019. Menara induk itu berfungsi untuk menyebarkan jaringan internet Palapa Ring ke BTS-BTS kemudian ke desa-desa seperti di Desa Pambota Jara tempat Bukit Warinding

detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com

Bisnis Ikan Asap Natuna Moncer Berkat Pasar Daring

Bisnis Ikan Asap Natuna Moncer Berkat Pasar Daring